Bisnis.com, JAKARTA--Emiten tambang berkapitalisasi pasar RP519,4 miliar, PT Petrosea Tbk. mengantongi kontrak jasa pertambangan dan sewa peralatan senilai Rp2,5 triliun.
Direktur Keuangan Petrosea M. Kurnia Ariawan menuturkan perseroan mengantongi kontrak jasa pertambangan dari PT Binuang Mitra Bersama Blok Dua (BMB). Kontrak itu diproyeksikan dapat menambah pendapatan perseroan tahun ini.
"Konsesi untuk 4 tahun, tambangnya di Kalimantan Selatan," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (16/5/2016).
Hanifa Indrajaya, Direktur Utama Petrosea, menjelaskan dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, bahwa penandatanganan perjanjian dilakukan pada 13 Mei 2016. Kedua belah pihak diklaim tidak memiliki hubungan afiliasi.
Emiten bersandi PTRO itu menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) tahun ini senilai US$65 juta, lebih rendah dari tahun sebelumnya. Pendapatan diproyeksi stagnan dari tahun lalu US$206,8 juta.
Anak usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY) tersebut bakal memangkas kontribusi sektor tambang batu bara menjadi 65% dari sebelumnya 85%. Tahun lalu, sektor tambang memberikan kontribusi 70,76% dari periode terdahulu 84,54%.
Hingga kuartal I/2016, Petrosea membukukan penurunan pendapatan 34% menjadi US$42,61 juta dari US$64,64 juta. Beban usaha langsung juga berhasil ditekan 31,7% menjadi US$38,22 juta dari US$56,03 juta.
Abrolnya pendapatan itu membuat perseroan mendulang rugi bersih senilai US$3,41 juta dari tahun sebelumnya yang masih laba US$438.000. Kas dan setara kas per 31 Maret 2016 mencapai US$70,03 juta.