Menurut riset PT UOB Kay Hian Securities Indonesia yang dirilis pada 8 Oktober, pos pendapatan lainnya dari AMRT diproyeksi dapat meningkat dua kali lipat pada akhir 2015.
“Nantinya, pertumbuhan fee income akan bisa mempertebal margin laba bersih AMRT,” tulis analis UOB Kay Hian Villya Purba dan Stevanus Juanda dalam riset tersebut.
Keduanya menjelaskan peningkatan tersebut dapat terealisasi sejalan dengan bertambahnya jumlah gerai dan perkembangan layanan yang diberikan melalui kemitraan dengan pihak ketiga serta jenis jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Margin bersih AMRT dalam 2 tahun terakhir mengalami penyusutan. Pada 2011, margin laba bersih tercatat sebesar 1,97%, kemudian turun menjadi 1,76% pada 2012. Angkanya merosot lagi menjadi 1,54% pada 2013, dan tahun lalu hanya 1,27%.
Tekanan terhadap rasio profitabilitas tidak hanya dialami AMRT, tetapi juga emiten ritel lainnya. Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang membuat daya beli masyarakat menurun, beban utang, serta pengaruh dari pelemahan rupiah menjadi penyebab.
Dalam kasus AMRT, menciutnya profitabilitas disebabkan oleh membengkaknya beban keuangan. Namun, kondisi ini diperkirakan membaik setelah perseroan membayar sebagian utangnya menggunakan dana hasil private placement senilai Rp1,54 triliun yang diperoleh belum lama ini.