Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peter Sondakh Untung Besar, Jual 37% Saham BWPT Senilai Rp9,04 Triliun

PT Rajawali Corpora milik taipan Peter Sondakh ternyata melego 37% saham PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) kepada perusahaan Malaysia, Felda Global Ventures Holding Berhard senilai US$680 juta setara dengan Rp9,04 triliun (Kurs Rp13.300/US$).
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--PT Rajawali Corpora milik taipan Peter Sondakh ternyata melego 37% saham PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) kepada perusahaan Malaysia, Felda Global Ventures Holding Berhard senilai US$680 juta setara dengan Rp9,04 triliun (Kurs Rp13.300/US$).

Rajawali Corpora dengan Felda Global Ventures mengumumkan kesepakatan bersama yang memungkinkan FGV memperoleh 37% kepemilikan saham BWPT. Tidak hanya itu, Felda Global Ventures juga bakal mengakuisisi 95% kepemilikan saham perkebunan gula milik Rajawali Group.

Kedua transaksi itu akan dibayarkan secara tunai dan stock deal. Pengumuman disampaikan hari ini, Jumat (12/6/2015), seperti tertuang dalam keterangan resmi perseroan yang dipublikasikan di PT Bursa Efek Indonesia.

Saat ini, kesepakatan bisnis tersebut tengah dalam proses persetujuan serta kesepakatan akhir. Setelah kesepakatan akhir ini, FGV akan menjadi pemegang saham kedua terbesar di BWPT dan bermitra dengan Rajawali Group sebagai salah satu kelompok bisnis raksasa di Indonesia.

Darjoto Setyawan, Managing Director Rajawali Corpora, mengatakan kemitraan dengan FGV akan meningkatkan kemampuan teknis dan menciptakan proses transformasi pengetahuan. Di antaranya, bidang teknologi perkebunan dan research and development.

"Transaksi yang tercapai juga akan semakin meningkatkan nilai tambah, untuk BWPT dan seluruh pemegang saham, melalui skala bisnis yang terintegrasi penuh, jangkauan global, proses penyulingan dan distribusi," ujarnya.

Dia mengatakan, investasi ini akan membawa sinergi yang tidak dapat diperoleh oleh kemitraan lainnya di sektor ini. Kesepakatan ini juga memungkinkan BWPT untuk menjadi mata rantai suplai terintegrasi untuk bisnis kelapa sawit terbesar di dunia.

Tidak hanya itu, sambungnya, kerjasama ini juga akan menghasilkan pemimpin pasar dunia di bidang oleochemicals.

"Rajawali Group akan terus melakukan investasi dalam dunia bisnis Indonesia, serta menjadi pemain penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke arah lebih baik," ujarnya.

Pada saat yang sama, Group President and CEO FGV Dato' Mohd Emir Mavani Abdullah mengatakan kemitraan dengan Rajawali Group akan semakin meningkatkan kapasitas bisnis yang saat ini dimilikinya. Melalui akuisisi tersebut, FGV akan menjadi pebisnis terbesar dan terkuat pada industri perkebunan kelapa sawit global.

"Melalui kesepakatan ini, kami mencapai efisiensi dari sisi pembiayaan dan kegiatan operasional, baik pada sektor hulu maupun hilir," paparnya.

Baik BWPT dan Rajawali Group, sambungnya, memiliki tim yang sangat solid dan berpengalaman. Dia mengaku sangat beruntung mendapatkan kesempatan kemitraan strategis tersebut.

BWPT memiliki total kepemilikan lahan seluas 425.000 hektare. Lahan tersebut 67% berlokasi di Kalimantan, 9% di Papua, 19% di Sulawesi, dan 5% di Sumatra. Perkebunan seluas 152.000 Ha dengan 76% wilayah perkebunan yang sudah menghasilkan, dan sisanya 24% merupakan kawasan yang belum menghasilkan.

Umur rerata tanaman yang sudah menghasilkan mencapai 8 tahun. Setelah transaksi, Rajawali Corpora tetap menjadi pemegang saham mayoritas di dalam BWPT yakni sebesar 35,5%.

PT Rajawali Corpora milik taipan Peter Sondakh menguasai 65,5% saham PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT) hanya selama 5 bulan 15 hari. Saat itu, Peter menyerap saham baru yang diterbitkan BWPT senilai total Rp10,8 triliun.

BWPT menawarkan 27,02 miliar lembar saham atau 85,71% setelah PUT I dengan nominal Rp100 per saham. PUT I tersebut ditawarkan dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Saham baru dipatok pada harga Rp400 per saham dengan rasio 1:6. Sehingga, dari aksi korporasi itu, BWPT menyerap dana sekitar Rp10,8 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper