Bisnis.com, HONG KONG – Harga tembaga bergerak naik perlahan menjelang rilis data Purchasing Manager Index manufaktur China versi pemerintah. Data manufaktur Negeri Tembok Raksasa itu dianggap krusial karena menentukan langkah pasar logam industri pada semester II/2015.
Pada perdagangan hari ini sampai pukul 15:56 WIB, harga tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,6% menjadi US$6.129 per metrik ton, sedangkan harga tembaga berjangka di New York Commodity Exchange (COMEX) naik 0,09% menjadi US$2,77 per pon atau US$6.094 per ton.
Helen Lau, analis Argonaut Securities Ltd., mengatakan angka dari data Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur China akan menjadi acuan pasar untuk melihat seberapa besar prospek permintaan logam industri termasuk tembaga di Negeri Tirai Bambu tersebut.
“Namun, sejauh ini belum ada indikator yang mampu mengangkat harga tembaga lebih jauh atau yang memperkuat keyakinan pasar bahwa permintaan tembaga mulai membaik,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Jumat (29/5/2015).
Sementara itu, data manufaktur China diproyeksikan pasar mampu bergerak ke 50,2 pada bulan atau lebih tinggi dibandingkan dengan bulan lalu yang berada di level 50,1. Bila, manufaktur China mampu menguat lebih jauh di atas level 50. hal itu menandakan industri Negeri Tirai Bambu itu siap berekpansi.