Bisnis.com, JAKARTA-- Emiten pertambangan batu bara PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan penurunan laba bersih 86,7% menjadi US$2,3 juta sepanjang tahun lalu dibandingkan dengan setahun sebelumnya US$17,3 juta.
Direktur Keuangan Petrosea M. Kurnia Ariawan mengatakan perseroan mampu melewati sejumlah tantangan ketika sektor pertambangan di Indonesia terkonsolidasi menghadapi penurunan harga dan berkurangnya permintaan batu bara dunia.
"Walaupun pendapatan usaha Petrosea menurun akibat operasional bisnis utama, kami menghadapi kondisi yang lebih menantang dalam melayani sektor batu bara di Indonesia, namun pendapatan non pertambangan batu bara meningkat seiring dengan kemajuan yang diperoleh melalui proses rebalancing dan diversifikasi usaha," ungkapnya dalam paparan publik, Senin (20/4/2015).
Sepanjang tahun lalu, pendapatan emiten berkode saham PTRO tersebut melorot menjadi US$348 juta dari setahun sebelumnya US$360,1 juta. Bahkan, pendapatan tersebut jauh lebih rendah ketimbang periode 2012 yang mencapai US$385,5 juta.
Laba kotor yang dibukukan perseroan juga merosot menjadi US$66,6 juta pada 2014. Perolehan tersebut menjadi pencapaian paling rendah sejak 2011 yang masing-masing US$76,3 juta, pada 2012 US$112,7 juta, dan pada 2013 US$90,9 juta.
Laba operasi juga turun 35,8% dibandingkan dengan tahun lalu menjadi US$40 juta. Hal itu disebabkan oleh penurunan laba kotor yang diimbangi dengan penurunan biaya administrasi sebagai hasil dari program efisiensi yang dilakukan pada 2014.
Biaya bunga dan beban keuangan mengalami penurunan sebesar 51,5% sebagai hasil dari kegiatan liabilitas yang dilakukan group pada tahun sebelumnya. Perseroan mencaatat saldo akhir kas sebesar US$65 juta.