Bisnis.com, JAKARTA—Cadangan devisa per Akhir November 2014 tercatat melemah US$900 juta menjadi US$111,1 miliar dari posisi bulan sebelumnya yakni US$112 miliar.
Penurunan ini dipicu oleh pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan pengendalian moneter.
“Bank Indonesia menilai level cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketaanan sektor eksternal dan menjaga kesunambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, Jumat (5/12/2014).
Belakangan rupiah memang terdepresiasi cukup dalam. Pekan ini nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat bahkan ambruk ke level Rp12.338 terburuk selama 6 tahun terakhir.
Deputi Gubernur BI Hendar mengatakan selain tertekan oleh kondisi fundamental perekonomian yang belum pulih benar, sentimen eksternal juga ikut mendominasi.
Prospek percepatan kenaikan suku bunga AS atau feds fund rate membuat mata uang global goyah, termasuk rupiah. Terakhir, Bank Sentral AS Federal Reserve (the Fed) meyakini target pertumbuhan ekonomi Negara Paman Sam itu sesuai dengan ekspektasi.
Dengan kondisi demikian besar kemungkinan BI menggelontorkan cadangan devisa untuk menjaga stabilitas nilai rupiah melaui serangkaian intervensi pasar dan operasi moneter.
“Kita berharap permintaan dolar melemah tapi tetap kita akan pertahankan [rupiah sesuai kondisi fundamental],” kata Hendar.
Stabilkan Rupiah, Devisa November Tergerus
Cadangan devisa per Akhir November 2014 tercatat melemah US$900 juta menjadi US$111,1 miliar dari posisi bulan sebelumnya yakni US$112 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ardhanareswari AHP
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 jam yang lalu