Bisnis.com, JAKARTA--Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W Martowardojo mengungkapkan transaksi lindung nilai (hedging) harus menerapkan prinsip akuntabel dan konsisten dalam pengelolaan risiko, sekaligus untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Pertemuan ini akan ada solusi tentang lindung nilai," ungkapnya di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan, Rabu (17/9/2014).
Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri mengungkapkan transaksi hedging akan memberikan dampak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Jika masih banyak perusahaan melakukan transaksi di pasar spot maka hal tersebut akan memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah yang cukup kuat.
Menurut Chatib, situasi tahun depan, bukanlah tahun yang mudah untuk dihadapi, sebab akan ada normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat.
Dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah sebab menunggu hasil kebijakan the Fed. Menurutnya, setiap pelemahan Rp100, maka defisit anggaran naik Rp2,6 triliun.
"Kalau nilai tukar rupiah terjaga, maka beban negara akan lebih baik. Hedging akan membuat tekanan pasar keuangan Indonesia akan semakin kecil," ungkapnya.
Chatib menambahkan jika perusahaan pelat merah melakukan hedging maka jika ada risiko yang lebih, maka hal tersebut akan dianggap sebagai biaya dan kelebihan bukan dianggap sebagai keuntungan tetapi pendapatan.
