Bisnis.com, JAKARTA--Tembaga mendekati kenaikan harga beruntun terpanjang sejak September tahun lalu setelah stok menipis dan China terus memperluas manufakturnya.
Sebagai konsumen logam industri terbesar di dunia, persediaan tembaganya seperti yang dipantau London Metal Exchange (LME) turun 1,2% menjadi 154.350 ton.
Analis Numis Securities Ltd. Cailey Barker mengatakan bahwa apa yang terjadi di China mau tidak mau akan terus memengaruhi harga termbaga.
“Yang kita lihat saat ini adalah efek dari menipisnya persediaan tembaga di Shanghai,” katanya, Kamis (24/7/2014).
Pada perdagangan hari ini, tembaga untuk pengiriman tiga bulan di LME naik US$5 atau 0,07 ke level US$7.045 per metrik ton. Sementara itu, kecuali aluminium yang memerah, logam-logam industri serentak mengalami kenaikan.