Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan dana talangan mengurangi investasinya di pasar komoditas tembaga hingga ke level terendah dalam sebulan akibat surplus suplai akan kembali terjadi seiring dengan merosotnya permintaan di Eropa dan China.
Para manajer keuangan memangkas posisi net-long mereka sebesar 24% atau posisi terendah dalam empat pekan. Sebuah kajian terkait cadangan tembaga di China memicu spekulasi bahwa impor dari negara konsumen besar akan turun, sementara Bank Sentral Eropa mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya dengan memerangi deflasi.
Harga tembaga melemah 10% tahun ini atau yang terendah di antara 24 komoditas berdasarkan Indeks Spot GSCI yang dikeluarkan Standard & Poor’s. Sedangkan jumlah tembaga yang disimpan di pergudangan China tercatat sebagai yang terbanyak sejak 2008, menurut data dari Bloomberg Industries.
Cadangan tembaga global untuk tahun ini dilaporkan akan terus bertambah pada 2015, menurut Societe Generale sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (9/6/2014).
“Telah terjadi kelebihan suplai di industri logam,” ujar Rob Haworth, senior investment strategist pada U.S. Bank Wealth Management. Dia menambahkan bahwa pihaknya membutuhkan permintaan yang memadai untuk menyerap suplai sebelum pasar kembali pulih dan kemungkinan akan lebih bergairah.
Sementara itu, kontrak tembaga turun 2,3% pekan lalu di bursa New York yang merupakan pelemahan terbesar sejak Maret.