Bisnis.com, JAKARTA—Harga tembaga menguat untuk kedua kali dalam tiga hari akibat spekulasi bahwa China akan membuat sejumlah kebijakan untuk mendorong pertumbuhan dan munculnya kekhawatiran suplai tembaga dari pusat tambang di Cile akan terganggu.
Kontrak untuk pengiriman dalam tiga bulan di bursa logam London menguat 0,3% menjadi US$6.494,25 per metrik ton dan tercatat US$6.485 pukul 11.29 waktu Tokyo atau pukul 09.29 WIB. Harga logam itu menyentuh US$6.321 pada 19 Maret atau yang terendah sejak Juli 2010.
“Ekspektasi untuk stimulus yang lebih besar oleh pemerintah China memberi dorongan kuat pada penguatan harga tembaga. Penguatan harga juga didorong oleh penghentian operasi tambang Anglo American di Cile,” ujar Chae Un Soo, seorang trader pada Korea Exchange Bank Futures Co. sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (25/3/2014).
Anglo American menghentikan pemrosesan tembaga di Los Bronces dan akan mengevakuasi para stafnya setelah sejumlah tenaga kontrak mengganggu perusahaan tersebut, ujar juru bicara perusahaan Marcelo Esquivel kemarin.
Di bursa Comex, kontrak tembaga untuk pengiriman Mei naik 0,2% menjadi US$2,95 per pound. Sedangkan di bursa Shanghai, kontrak untuk pengiriman Juni turun 0,2% menjadi 45.330 yuan (US$7.33) per ton.