BISNIS.COM, JAKARTA—PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) kemungkinan menaikkan harga jual produk tahun ini untuk menunjang kinerja produsen semen terbesar kedua nasional itu.
Direktur Utama Indocement Daniel Lavalle menuturkan margin penaikan harga jual itu disesuaikan dengan penaikan tarif dasar listrik (TDL), upah minimum provinsi (UMP), dan rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Namun, kami belum bisa menetapkan penaikan harga jual tahun ini karena harus menyesuaikan dengan sektor riil. Yang harus kami lakukan adalah menjaga margin harga untuk menjaga keseimbangan kinerja keuangan,” katanya dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3/2013).
Tahun ini, perseroan menargetkan permintaan semen domestik diperkirakan tumbuh 7%—8% atau di bawah estimasi Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang memprediksi permintaan semen nasional tumbuh 10%.
Pangsa pasar Indocement bertumbuh lebih tinggi sebesar 32% tahun lalu dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya yang hanya 31,5%.
“Pertumbuhan pangsa pasar itu terutama dipengaruhi penetrasi pasar wilayah Jakarta dan sekitarnya,” ujarnya.
Perseroan membukukan volume penjualan domestik tertinggi dalam sejarah perseroan, sebesar 17,9 juta ton atau tumbuh 16,1% dari pencapaian 2011 sebanyak 15,4 juta ton.
Pencapaian itu mencapai lebih dari 90% dari total produksi sebanyak 18,6 juta hingga tahun lalu.
Menurutnya, perolehan itu dinilai sangat positif bagi perseroan karena pada saat yang sama pertumbuhan penjualan nasional lebih lambat, hanya tumbuh sebesar 14,5% di tahun lalu.
Di sisi lain, perseroan menurunkan volume penjualan ekspor sebesar 84,5% dari 600.000 ton pada 2011 menjadi 100.000 ton di tahun lalu.
Hal itu dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar domestik yang tinggi. Dengan demikian, total volume penjualan perseroan tahun lalu tumbuh 12,3% menjadi 18 juta ton. (faa)