Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten yang bergerak di bidang terkait dengan program kerja renovasi rumah dari pemerintah, mulai dari sektor semen hingga beton, diproyeksi bakal diuntungkan oleh proyek tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp10,9 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2026. Sebesar Rp8,6 triliun akan dialokasikan untuk program perumahan seperti pelaksanaan renovasi rumah atau program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
Pengamat Pasar Modal Reydi Octa menerangkan emiten semen seperti SMGR hingga INTP berpotensi mengalami kenaikan volume penjualan jika program ini dijalankan, tetapi tantangan terhadap emiten ini masih ada.
“Tantangan utama dari sektor semen adalah over kapasitas karena volume permintaan belum tentu bisa mengimbangi jumlah produksi yang banyak,” katanya kepada Bisnis, Senin (25/8/2025).
Meskipun begitu, Reydi masih merekomendasikan para investor untuk mencermati saham-saham SMGR hingga INTP jika program kerja pemerintah benar terealisasi pada 2026 mendatang.
Baca Juga : Target Harga Terbaru Saham Semen INTP SMGR Cs di Tengah Program Pemerintah Renovasi Rumah |
---|
Selain itu, Reydi merekomendasikan sejumlah saham lain di sektor beton hingga furniture, seperti WTON, WSBP, ACES, atau CSAP di tengah rencana pemerintah ini.
Dalam konsensus Bloomberg, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) direkomendasikan beli oleh 19 analis, tahan oleh 7 analis, dan hanya 1 analis yang merekomendasikan jual. Adapun target harga saham ini selama 12 bulan ke depan di level Rp7.008,90 per lembar.
Selain itu, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) direkomendasikan beli oleh 9 analis, tahan oleh 9 analis, dan jual oleh 5 analis. Target harga secara tahunan saham ini di level Rp2.881,18 per lembar.
Teranyar, Analis Sucor Sekuritas Cheryl Jennifer memberikan rekomendasi beli terhadap SMGR. Salah satu alasannya, pada Juli 2025, SMGR telah menunjukkan pemulihan kinerja dengan penjualan melebihi kinerja industri semen sepanjang paruh pertama 2025.
Terlebih lagi, program pemerintah yang berkaitan dengan perumahan juga dinilai bakal mendorong kinerja SMGR ke depannya. Selain itu, potensi dilanjutkannya proyek IKN juga akan memberikan potensi penguatan bagi saham ini.
“SMGR berada pada posisi yang baik untuk menangkap permintaan, dengan basis biaya tetap yang lebih luas, sehingga membuka leverage operasi untuk pertumbuhan berkelanjutan,” katanya dalam riset yang dipublikasikan Senin (25/8/2025).
Adapun sepanjang paruh pertama 2025, industri semen dibayangi pelemahan daya beli masyarakat dan proyek infrastruktur yang minim.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat penjualan semen domestik mengalami penurunan 2,5% (year-on-year/yoy) menjadi 27,7 juta ton pada Januari-Juni 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 28,48 juta ton.
Berdasarkan data ASI, produksi semen pada semester I/2025 mencapai 28,76 juta ton atau turun 5,8% yoy dibandingkan periode yang sama sebelumnya 30,53 juta ton. ASI mencatat, penurunan penjualan ini terjadi hampir di seluruh wilayah, kecuali di Sumatra yang tumbuh 4,9% dan Maluku-Papua tumbuh 5% pada periode tersebut.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.