Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah komisaris di PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) yang baru diangkat pada Mei 2025 mengundurkan diri usai menjadi komisaris di induk usahanya, PT Waskita Karya Tbk. (WSKT).
Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Manajemen WSBP telah menerima surat pengunduran diri Komisaris WSBP Hasby Muhammad Zamri pada kemarin, Rabu (20/8/2025).
Mengacu yang tercantum dalam surat pengunduran diri tersebut, pengunduran diri Hasby disebabkan oleh pengangkatannya sebagai Komisaris WSKT.
"Sebagai tindak lanjut atas pengunduran diri Hasby Muhammad Zamri, maka perseroan akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham [RUPS] dalam jangka waktu selambat-lambatnya 90 hari sejak diterimanya surat pengunduran diri," tulis Corporate Secretary WSBP Fandy Dewanto di keterbukaan informasi pada Kamis (21/8/2025).
Selain Hasby, dua Komisaris Independen WSBP yakni Muhammad Harrifar Syafar dan Aqila Rahmani pun mengajukan surat pengunduran dirinya usai diangkat menjadi Komisaris WSKT.
Hasby, Harrifar, dan Aqila baru saja diangkat sebagai Komisaris WSBP pada Mei lalu dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Baca Juga
Namun, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) WSKT yang digelar di Jakarta kemarin (20/8/2025), Hasby, Harrifar, dan Aqila diangkat sebagai Komisaris WSKT.
Muhammad Harrifar Syafar dikenal sebagai pengawal pribadi Presiden Prabowo Subianto. Pria kelahiran Jambi ini sempat maju sebagai calon anggota DPR dari Partai Gerindra, tetapi gagal melaju lebih jauh.
Sementara, Aqila Rahmani yang juga tercatat sebagai kader muda Partai Gerindra. Adapun, Hasby Muhammad Zamri tercatat sebagai Staf Khusus Menteri UMKM, dan pernah beberapa kali menjadi staf ahli anggota DPR RI.
Kinerja WSBP Semester I/2025
Dari sisi kinerja keuangan, PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) membukukan pendapatan usaha sebesar Rp732,65 miliar sepanjang semester I/2025.
Berdasarkan Laporan Keuangan, segmen precast masih menjadi penyumbang utama pendapatan WSBP dengan kontribusi sebesar 47,2%. Diikuti oleh readymix & quarry sebesar 29,1%, serta jasa konstruksi sebesar 23,7%.
Peningkatan utilitas produksi mendukung efisiensi operasional WSBP, salah satunya terlihat dari penurunan beban non-contributing plant (NCP) sebesar 61,3% menjadi Rp17,74 miliar pada paruh pertama.
Kepala Divisi Corporate Secretary WSBP Fandy Dewanto mengatakan bahwa entitas anak PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) ini terus mengandalkan peningkatan produktivitas plant serta berfokus pada efisiensi.
“Kami akan terus berfokus pada optimalisasi proses produksi, pemeliharaan aset, dan inovasi teknologi agar dapat menghasilkan produk dengan kualitas terbaik, serta efisiensi biaya,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (17/7/2025).
Hingga Juni 2025, WSBP mencatatkan laba kotor Rp131,50 miliar dengan gross profit margin (GPM) 17,95%. Laba ini ditopang efisiensi beban umum dan administrasi yang turun 18,91% secara tahunan menjadi Rp191,85 miliar.
Fandy menambahkan bahwa perseroan juga mengantongi pendapatan lain-lain senilai Rp34,09 miliar, antara lain dari pelepasan aset nonproduktif.
Dari sisi kontrak, nilai kontrak baru (NKB) yang dibukukan WSBP mencapai Rp474 miliar hingga semester I/2025. Hal ini mendorong nilai kontrak dikelola menjadi Rp1,76 triliun, yang akan menopang pendapatan hingga akhir tahun.
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.