Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rem Reli IHSG Sesi I Melemah Tipis Tertekan Big Caps BREN TLKM & BBCA

IHSG melemah 0,06% ke 7.926 pada sesi I, tertekan saham BREN, TLKM, dan BBCA. Sektor teknologi memimpin penguatan, sementara infrastruktur paling tertekan.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Jumat (15/8/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi mencapai rekor baru dengan menembus level 8.000 saat presiden Prabowo menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR 2025. Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Jumat (15/8/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi mencapai rekor baru dengan menembus level 8.000 saat presiden Prabowo menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR 2025. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada sesi pertama perdagangan Jumat (15/8/2025) usai sempat menembus level 8.000 saat Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks komposit IHSG parkir di level 7.926 atau terkoreksi 0,06% pada pukul 12.00 WIB. Indeks LQ45 dan IDX30 sama-sama melemah 0,5% ke posisi masing-masing 822 dan 425.

Laporan Samuel Sekuritas menyebutkan, PT PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) masuk dalam saham penggerak utama (leading movers) dengan kenaikan sebesar 8% atau setara 29,2 poin menuju Rp363.600 per saham.

Posisi tersebut diikuti oleh saham PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) yang naik 12,4% ke Rp75.000. Selanjutnya, saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) turut menguat 1,7% ke Rp93.575, kemudian diikuti oleh saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang naik 0,5% ke Rp4.080. 

Sementara itu, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menjadi penekan terbesar IHSG setelah turun 3,8% ke Rp8.875. Tekanan BREN turut membebani kinerja sektor energi yang turun 0,5% pada sesi pertama. 

Saham lain yang ikut menekan indeks adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang turun 2,1% ke Rp3.350, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melemah 0,9%, dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) terkoreksi 1,7%. 

Dari sisi sektoral, indeks teknologi (IDXTECH) memimpin penguatan dengan lonjakan 3,7%, disusul indeks barang siklikal (IDXCYC) naik 0,2%, dan indeks kesehatan (IDXHLTH) yang naik tipis 0,1%. 

Adapun, sektor infrastruktur (IDXINFRA) menjadi yang paling tertekan dengan penurunan 1,8%, disusul sektor industri (IDXINDUS) turun 0,8% dan sektor bahan baku (IDXBASIC) melemah 0,7%.

Di pasar global, bursa Asia bergerak variatif. Indeks Nikkei menguat 1,4% ke 43.257, Shanghai naik 0,5%, sementara indeks Hang Seng terkoreksi 1,2%. 

Dari komoditas, harga emas dunia naik 0,3% ke US$3.344 per troy ounce, sedangkan harga minyak Brent turun 0,2% ke US$67 per barel.

Sebelumnya, Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su, menyoroti rapuhnya fundamental IHSG yang tercermin dari hasil laporan keuangan emiten pada kuartal II/2025. 

Menurutnya, laju IHSG ke level psikologis 8.000 relatif didorong oleh saham-saham liquidity driven ketimbang dipengaruhi oleh faktor fundamental.  

Samuel Sekuritas mencatat hasil kuartal II/2025 memperlihatkan laba bersih inti turun 5,9% secara tahunan. Dari 40 perusahaan yang melaporkan, 45% sesuai ekspektasi, 40% di bawah perkiraan, dan 15% melampaui ekspektasi. 

“Kami melihat ada risiko koreksi dan aksi ambil untung dalam waktu dekat yang cukup tinggi, karena kenaikan tidak diikuti oleh perbaikan fundamental,” ujar Harry saat dihubungi Bisnis, Kamis (14/8/2025). 

Dia menambahkan walaupun asing melakukan aksi beli (net buy) dalam tiga hari terakhir, reli indeks komposit sejak bulan lalu justru lebih banyak digerakkan oleh lonjakan partisipasi investor ritel. 

“Kepemilikan institusi asing justru menurun. Ini menunjukkan aliran dana asing belum cukup kuat untuk menopang reli secara berkelanjutan,” ucapnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro