Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apresiasi Baht Antara Negosiasi Dagang, Aliran Modal Asing & Harga Emas

Nilai tukar baht Thailand mencapai level tertinggi dalam 3 tahun, didorong oleh optimisme negosiasi dagang, aliran modal asing, dan harga emas.
Destinasi wisata di Thailand
Destinasi wisata di Thailand

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar baht Thailand melaju ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun. Apresiasi mata uang di Negara Gajah Putih ini didorong oleh optimisme terhadap negosiasi dagang, aliran dana asing ke pasar saham, serta harga emas yang mendekati rekor tertinggi.

Berdasarkan data Bloomberg, baht Thailand menguat 0,1% menjadi 32,12 baht per dolar AS pada Kamis (24/7/2025) pagi. Level harga ini menjadi yang terkuat sejak Februari 2022.

Sepanjang tahun ini, baht telah menguat hampir 7%, yang menimbulkan tekanan bagi otoritas untuk meredam penguatan tersebut demi melindungi sektor pariwisata dan ekspor yang menjadi pendorong utama ekonomi nasional.

Christopher Wong, Ahli Strategi Valas Senior OCBC, mengatakan Bank Sentral Thailand akan terus memantau kemungkinan volatilitas berlebih.

"Jika baht mampu menembus level resistensi di kisaran 32 hingga 32,1 per dolar, maka penguatan lebih lanjut bisa terjadi," kata Wong di Singapura, dikutip Bloomberg, Kamis (24/7/2025).

Sementara itu, cadangan devisa Thailand meningkat ke rekor tertinggi sebesar $263 miliar pada awal Juli, sebagian berkat intervensi otoritas yang berupaya memperlambat laju penguatan baht.

Di Thailand, penguatan baht justru menambah kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi, mendorong sejumlah menteri dan kelompok pelaku usaha mendesak bank sentral agar melemahkan nilai tukar.

Sektor pariwisata turut mengalami penurunan. Otoritas Pariwisata Thailand telah menurunkan proyeksi jumlah kunjungan wisatawan asing tahun 2025 dari 40 juta menjadi 35 juta kunjungan.

Apresiasi baht juga mendapat dorongan dari kenaikan optimisme negosiasi dagang antara Thailand dengan AS. Menteri Keuangan Thailand, Pichai Chunhavajira, sebelumnya mengatakan bahwa negaranya hampir mencapai kesepakatan dengan AS dalam hal tarif.

Dia mengatakan, ancaman tarif sebesar 36% atas barang-barang ekspor Thailand menjelang tenggat waktu 1 Agustus 2025 bisa disesuaikan agar sejalan seperti negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

Seiring dengan meredanya ketegangan antara dua mintra dagang terbesar Thailand yaitu AS dan China, kekhawatiran investor pun berkurang.

Investor asing mencatatkan arus masuk bersih sebesar $345 juta ke saham-saham Thailand sepanjang Juli, menandai potensi arus masuk bulanan pertama dalam 10 bulan terakhir.

Kemarin saja, dana global mengalir sebesar $139 juta ke pasar saham Thailand atau level tertinggi dalam satu hari selama 10 bulan terakhir.

Penguatan baht juga didukung oleh harga emas yang mendekati rekor tertinggi, mengingat posisi Thailand sebagai salah satu pusat perdagangan logam mulia utama di Asia.

Sementara itu, mata uang di Asia mengalami reli sepanjang tahun ini seiring pelemahan dolar AS, yang dipicu oleh kekhawatiran terhadap dampak tarif Presiden Donald Trump terhadap ekonomi AS. Indeks Bloomberg Asia Dollar tercatat naik 7% pada tahun 2025.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro