Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Kokoh Naik 3,28% YTD Walau Asing Net Sell Jumbo Rp59 Triliun

IHSG naik 3,28% YTD meski asing net sell Rp59 triliun. Investor domestik dominan 61% mendukung IHSG jadi indeks terbaik ketiga di Asia Pasifik.
Dwi Nicken Tari,Annisa Kurniasari Saumi
Senin, 21 Juli 2025 | 14:40
Pegawai beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) saat penutupan perdagangan saham 2024 di Jakarta, Senin (30/12/2024). Pada penutupan bursa 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 43,33 poin atau 0,62 persen ke posisi 7.079,90./  Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) saat penutupan perdagangan saham 2024 di Jakarta, Senin (30/12/2024). Pada penutupan bursa 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 43,33 poin atau 0,62 persen ke posisi 7.079,90./ Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat santai saja setelah ditinggal oleh investor asing hampir Rp60 triliun sejak awal tahun. Indeks komposit di Indonesia ini justru menguat 3,28% pada periode tahun berjalan (year-to-date).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 18 Juli 2025, IHSG ditutup menguat 3,28% ytd menjadi 7.311,91. Penguatan ini menempatkan IHSG sebagai indeks dengan performa terbaik ketiga di kawasan Asia Pasifik.

Padahal, investor asing sudah melancarkan aksi jual atau net sell besar-besaran di pasar saham domestik. Tercatat, nilai net sell investor asing mencapai Rp59,50 triliun sejak awal tahun.

Dilihat dari komposisi investor, domestik memainkan peran sebesar 61% sedangkan investor asing sebesar 39%.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menjelaskan komposisi kepemilikan investor domestik di pasar saham Indonesia mendominasi saat ini dan menjadi bantalan bagi IHSG.

“Jika dirinci lebih lanjut, komposisi kepemilikan investor ritel, yang hampir seluruhnya adalah investor domestik, tercatat sebesar 18,2% per Juni 2025. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan sepuluh tahun yang lalu, tahun 2015 yang sebesar 6,5%,” ucap Irvan, Senin (21/7/2025). 

Sementara itu, lanjutnya, pada Juni 2025, komposisi kepemilikan investor institusi domestik juga masih cukup besar, yakni 38,2%, naik dari 30,1% pada 2015. Sisanya, investor asing memegang 43,6% dari total nilai kepemilikan. 

Irvan menuturkan hal ini menunjukkan secara total, investor domestik, baik ritel maupun institusi masih mendominasi modal di pasar saham Indonesia. 

Irvan juga mengatakan pengaruh investor asing pada Bursa tentu masih relevan, terutama pada saham big caps. 

Namun, lanjutnya, secara struktural, dominasi investor asing sudah menurun dibanding 10 tahun lalu karena pertumbuhan pesat investor domestik, baik institusi maupun ritel, yang menyokong likuiditas pasar. 

“Kami berharap partisipasi yang imbang antara investor domestik dengan lokal, sehingga dapat terwujud pertumbuhan yang sehat dari pasar modal Indonesia,” ujarnya. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro