Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harapan Kinerja LQ45 Terdorong Rebalancing Indeks BEI

BEI akan rebalancing LQ45, berpotensi dorong indeks yang underperform. Perubahan di Agustus bisa terjadi, menarik minat fund manager dan pelaku pasar.
Investor memantau saham LQ45 di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor memantau saham LQ45 di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ringkasan Berita
  • Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan rebalancing indeks LQ45 yang diharapkan dapat mendorong kinerja indeks yang underperform sejak awal tahun.
  • Rebalancing Agustus diprediksi akan membawa perubahan konstituen karena dinamika harga saham dan perubahan likuiditas serta kapitalisasi emiten.
  • Sentimen positif jangka pendek diharapkan muncul dari rebalancing ini, terutama untuk saham yang berpotensi masuk LQ45, meskipun keberhasilan jangka panjang bergantung pada sektor dominan seperti perbankan dan komoditas.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kembali melakukan rebalancing indeks LQ45 dalam waktu dekat. Rebalancing diperkirakan dapat mendorong indeks LQ45 yang tengah mengalami underperform sejak awal tahun.

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan setelah pada rebalancing Februari lalu, tidak ada perubahan konstituen saat rebalancing April. Karena hal tersebut, Felix melihat potensi adanya perubahan pada rebalancing Agustus cukup terbuka.

“Ini karena pergerakan harga saham yang cukup dinamis sepanjang semester pertama, serta perubahan signifikan dalam likuiditas dan kapitalisasi beberapa emiten,” kata Felix, Jumat (18/7/2025).

Menurut Felix, saham-saham yang mengalami peningkatan tajam dalam frekuensi dan nilai transaksi akan menjadi kandidat kuat masuk ke dalam indeks LQ45.

Felix melanjutkan rebalancing indeks LQ45 dapat membawa sentimen positif jangka pendek. Sentimen positif ini terutama pada saham-saham yang berpotensi masuk ke LQ45 karena akan menarik minat dari fund manager dan pelaku pasar yang mengikuti indeks.

“Namun secara keseluruhan, apakah ini mampu membawa LQ45 kembali outperforms akan sangat tergantung pada sektor-sektor dominan seperti perbankan dan komoditas,” ujar Felix.

Felix menjelaskan saat ini, gerak LQ45 masih underperform dibanding IHSG secara Year to Date atau sejak awal tahun karena tekanan pada saham-saham big cap dan perbankan, yang merupakan konstituen utama indeks ini.

Sebagai informasi, pergerakan LQ45 tercatat masih mengalami underperform sejak awal tahun, di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai bergerak bullish.

Indeks LQ45 tercatat masih melemah 4,71% sejak awal tahun, berbanding terbalik dengan IHSG yang telah bergerak positif 2,93%.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro