Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilah-pilih Saham Konglomerasi Valuasi Murah Meriah

Terdapat sejumlah saham milik konglomerasi yang menarik karena bervaluasi murah saat ini.
Papan layar memperlihatkan angka IHSG di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (22/1/2025)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Papan layar memperlihatkan angka IHSG di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (22/1/2025)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten konglomerasi tercatat menjadi penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga saat ini. Sejumlah saham premium ini masih ada yang bervaluasi murah sehingga bisa dicermati investor.

Associate Director of Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan saham-saham konglomerasi menjadi salah satu pendorong IHSG ketika memasuki masa-masa suram. 

“Meskipun ada data yang kurang baik, tapi IHSG tetap melaju karena adanya berbagai IPO yang memang menarik perhatian pelaku pasar untuk tidak menghindari aset yang berisiko, tapi justru melihatnya sebagai kesempatan,” tutur Nico, Kamis (17/7/2025). 

Dia melanjutkan, meskipun penjatahan IPO terbatas, namun saham-saham yang berkorelasi dengan saham IPO itu cukup banyak, sehingga memberikan kesempatan bagi pelaku pasar dan investor untuk berinvestasi.

Selain itu, saham-saham konglomerasi juga memiliki diversifikasi bisnis yang kuat dan saling berkolaborasi dengan perusahaan konglomerasi lainnya. 

“Sehingga semakin memperkuat daya tahan perusahaannya, membuat valuasinya kian menarik, dan menarik pelaku pasar dan investor untuk bisa masuk ke dalamnya,” ucapnya. 

Namun, kata dia, ketika harga saham-saham tersebut sudah naik terlampau tinggi, investor tetap harus hati-hati sebelum masuk ke saham tersebut karena tentunya rawan terkoreksi. 

Adapun menurut Nico, saat ini saham-saham yang masih menarik untuk dicermati adalah saham BREN, CDIA, PTRO, TPIA, CUAN, BBCA, ICBP, INDF, dan BRMS.

Sementara itu, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah Budiman menjelaskan untuk saham-saham konglomerasi, investor mengekspektasikan momentum pergerakan saham-saham tersebut dapat berlanjut setelah adanya pelonggaran aturan yang ditetapkan oleh MSCI. 

“Hal ini akan memberikan gambaran bahwa selama likuiditas, market kapitalisasi, dan metrics lainnya memenuhi standard dari MSCI, maka saham tersebut dapat masuk dalam konstituen indeks tersebut yang dapat mendorong inflow dalam skala global terlepas dari sisi valuasi mayoritas saham-saham ini tergolong premium,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, nilai price earning ration (PER) di bawah 10 kali biasa dijadikan acuan untuk menilai sebuah saham memiliki valuasi yang murah atau terdiskon. Sementara itu, nilai price to book value (PBV) di bawah satu kali bisa dijadikan acuan suatu saham tengah mengalami undervalue.

Berdasarkan metode tersebut, terdapat sejumlah saham dari grup konglomerat maupun konglomerasi yang mengalami undervalue. Dari Grup Astra misalnya, empat dari enam saham Grup Astra tercatat memiliki PER di bawah 10 kali, dengan PBV di bawal 1 kali. 

Berdasarkan data RTI Infokom di akhir sesi I pada Kamis (17/7/2025), saham PT Astra International Tbk. (ASII) saat ini memiliki PER sebesar 6,94 kali, dengan PBV sebesar 0,87 kali.

Emiten tambang Grup Astra, PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga mencatatkan PER dan PBV yang rendah. PER UNTR adalah sebesar 6,58 kali, dengan PBV 0,86 kali. 

Kemudian PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) mencatatkan PER 6,4 kali, dengan PBV 0,61 kali. Lalu PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) dengan PER 5,03 kali dan PBV sebesar 0,68 kali. 

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro