Bisnis.com, JAKARTA — PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) masih mengantongi sisa dana hasil penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) senilai Rp8,58 triliun hingga akhir semester I/2025.
Manajemen BUKA melaporkan perseroan mengantongi hasil bersih IPO sebesar Rp21,32 triliun. Sebagai pengingat, IPO Bukalapak mendapat izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 6 Agustus 2021.
Merujuk laporan realisasi penggunaan dana hasil IPO yang dikutip Selasa (15/7/2025), BUKA sudah merealisasikan dana IPO senilai Rp12.745.620.876.923 atau Rp12,74 triliun hingga 30 Juni 2025. Nilai realisasi dana IPO Bukalapak hanya bertambah Rp751 miliar dibandingkan dengan posisi akhir 2024 sebesar Rp11,99 triliun.
Nilai jumbo tersebut digunakan untuk berbagai pos penggunaan. Pertama, modal kerja BUKA senilai Rp7,14 triliun. Kedua, modal kerja PT Buka Mitra Indonesia senilai Rp1,14 triliun. Ketiga, modal kerja PT Buka Usaha Indonesia Rp16,96 miliar.
Keempat, modal kerja PT Buka Pengadaan Indonesia Rp35,61 miliar. Kelima, modal kerja Bukalapak Pte. Ltd. Rp1,05 miliar. Keenam, modal kerja PT Five Jack Rp1,25 miliar.
"Pertumbuhan dan atas pengembangan usaha perseroan dan entitas anak dan modal kerja entitas anak selain yang sudah disebutkan Rp4,4 triliun."
BUKA tercatat sama sekali belum merealisasikan rencana pengucuran modal kerja ke PT Buka Investasi Bersama yang mendapat alokasi Rp106,62 miliar dari dana IPO perseroan.
Dengan demikian, Bukalapak masih mengantongi sisa dana IPO senilai Rp8.580.210.564.428 atau Rp8,58 triliun.
Dibandingkan dengan rencana penggunaan dana dalam prospektus IPO, pos yang masih memiliki sisa alokasi paling besar ialah modal kerja perseroan, modal kerja PT Buka Mitra Indonesia, serta pertumbuhan dan pengembangan lainnya.