Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) mendapat minat yang tinggi dari investor setelah resmi melantai di BEI pada 9 Juli 2025. Simak kebijakan dividen emiten baru yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu itu.
Di lantai bursa, saham CDIA melaju kencang dengan kenaikan 100 poin atau 25% ke level Rp500 pada Senin (14/7/2025). Kenaikan itu menyentuh auto reject atas (ARA) dalam sistem perdagangan BEI.
Di level harga saat ini, saham CDIA sudah ARA 4 hari perdagangan berturut turut dengan mencetak kenaikan 163,15% dari harga initial public offering (IPO) Rp190 per saham.
Melansir prospektus IPO, CDIA menegaskan seluruh saham perseroan memiliki hak yang sama dan sederajat termasuk dalam hal dividen, sesuai dengan anggaran dasar Perseroan dan UUPT sebagaimana telah diubah dengan UU Cipta Kerja.
“Perseroan dapat membagikan dividen setiap tahun apabila CDIA memiliki saldo laba yang positif dan setelah dikurangi dengan dana cadangan,” tulis Manajemen CDIA dalam prospektus, dikutip Senin (14/7/2025).
CDIA membeberkan bahwa rekomendasi, jumlah, dan pembayaran dividen oleh direksi perseroan dan persetujuan dividen oleh dewan komisaris perseroan merupakan kebijakan direksi dan akan bergantung pada sejumlah faktor termasuk laba bersih, ketersediaan cadangan wajib, kebutuhan belanja modal, hasil operasional bisnis dan arus kas.
Hal-hal tersebut bergantung pada berbagai faktor termasuk keberhasilan pelaksanaan strategi bisnis perseroan, pertimbangan keuangan, persaingan dan peraturan, kondisi ekonomi secara umum dan faktor-faktor lain yang mungkin spesifik untuk CDIA dan industri.
Pada 2025, CDIA telah membagikan dividen tunai sebesar US$20 juta yang diambil dari saldo laba bersih tahun buku 2024 sampai dengan 31 Desember 2024.
“Manajemen perseroan merencanakan rasio pembayaran dividen sampai dengan 40% dari laba bersih tahun berjalan,” paparnya.
Manajemen CDIA menjabarkan bahwa pembagian dividen akan menuruti arus kas dan rencana investasi perseroan, serta persyaratan yang dibebankan oleh utang, pembatasan peraturan dan persyaratan lainnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.