Bisnis.com, JAKARTA — Calon emiten PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk. (PMUI) resmi memulai masa penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) selama 2-8 Juli 2025.
Melansir laman resmi e-IPO, emiten sektor consumer cyclicals ini menawarkan sebanyak 1.160.000.000 saham kepada publik, dengan harga penawaran Rp180 per saham. Alhasil, total dana yang berpeluang diraih perusahaan dari IPO mencapai Rp208,8 miliar.
Prima Multi Usaha Indonesia merupakan induk perusahaan dari PT Graha Prima Mentari Tbk. (GRPM), yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juli 2023. Kedua perusahaan tersebut berada di bawah kendali Rudy Susanto Wijaya.
Berdasarkan prospektus, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO akan dialokasikan PMUI ke dua pos utama. Sekitar 26,76% akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan milik pihak afiliasi, yaitu Agus Susanto, yang merupakan Direktur Utama sekaligus pemegang saham perseroan. Properti tersebut berlokasi di Jalan Tuparev No. 87 A, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Sementara itu, sekitar 29,73% akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada GRPM dengan suku bunga 9% dan tenor lima tahun. Dana yang dikembalikan dari pelunasan pinjaman nantinya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja, terutama mendukung pengembangan usaha.
Pinjaman tersebut akan digunakan GRPM untuk membeli tanah bersumber mata air guna mendukung pembangunan pabrik air minum dalam kemasan (AMDK), pelunasan utang pokok kepada Bank Mandiri, pembelian mesin untuk kebutuhan produksi AMDK, serta modal kerja.
“Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan berupa pembelian persediaan,” tulis manajemen dalam prospektus PMUI dikutip pada Rabu (2/7/2025).
Pada 2024, PMUI mencatatkan total aset sebesar Rp267,25 miliar, dengan liabilitas Rp13,7 miliar dan ekuitas Rp253,55 miliar. Dari sisi kinerja, perusahaan membukukan penjualan neto sebesar Rp3,09 triliun pada 2022, Rp3,48 triliun pada 2023, dan Rp3,22 triliun pada 2024. Laba bersih perseroan tercatat meningkat dari Rp24,66 miliar pada 2022 menjadi Rp49,46 miliar pada 2024.
Untuk diketahui, Prima Multi Usaha Indonesia merupakan perusahaan distributor untuk produk dari XLSmart. PMUI memulai usahanya pada 1998 sebagai sebuah toko kecil yang bergerak di bidang penjualan telepon seluler bekas, sim card, dan aksesori ponsel kepada ritel skala kecil.
Dalam kurun waktu 1999–2001, perusahaan ini berkembang pesat, dari satu toko di Cirebon menjadi 11 toko di kota yang sama. Pada periode 2002–2006, PMUI mulai menjalankan bisnis distribusi untuk operator seluler seperti Telkomsel, Indosat, Fren, dan Esia.
Tonggak penting terjadi pada 2007 ketika PMUI resmi menjadi distributor XL, dengan wilayah awal distribusi di Cirebon. Kemudian pada 2011, perusahaan ini mengubah bentuk badan hukum menjadi Perseroan Terbatas dan memperluas area distribusinya hingga ke wilayah Sumatra.
Saat ini, PMUI tidak hanya mendistribusikan produk XL, tetapi juga menjual berbagai aksesori ponsel seperti kabel data, charger, power bank, headset, dan speaker bluetooth dengan merek Philips dan Vdenmenv. Selain itu, PMUI memiliki entitas anak dan cucu usaha yang menjalankan distribusi produk fast moving consumer goods (FMCG).
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.