Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif AS Makin Mahal, Integra (WOOD) Tetap Optimistis Penjualan Naik 20%

PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 20% pada tahun ini walaupun ada tantangan Tarif Trump di AS.
Direktur Keuangan PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) Wang Sutrisno (dari kanan) bersama Asisten Direktur Clarissa Rusli, dan Direktur Pemasaran Widjaja Karli memperkenalkan produk perseroan, seusai rapat umum pemegang saham, di Surabaya, Senin (4/6/2018)./JIBI-Wahyu Darmawan
Direktur Keuangan PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) Wang Sutrisno (dari kanan) bersama Asisten Direktur Clarissa Rusli, dan Direktur Pemasaran Widjaja Karli memperkenalkan produk perseroan, seusai rapat umum pemegang saham, di Surabaya, Senin (4/6/2018)./JIBI-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 20% pada tahun ini walaupun ada tantangan Tarif Trump di AS.

Bahkan, dengan skenario optimistis, emiten dengan kode saham WOOD ini percaya diri mampu mengangkat top line tahun ini sebesar 25%.

Direktur WOOD Wang Sutrisno mengatakan realisasi penjualan perseroan pada kuartal pertama cukup memuaskan dan di dalam jalur untuk mencapai target penjualan tumbuh 20% pada 2025.

"Bahkan ada kemungkinan naik jadi 25% sampai akhir tahun. Tapi tetap saja, target ini masih bisa berubah tergantung hasil pengumuman soal kebijakan tarif baru yang rencananya keluar tanggal 9 Juli 2025 karena hal itu bisa berdampak langsung ke pasar ekspor AS," kata Wang dalam laporan hasil paparan publik, dikutip Kamis (12/6/2025).

Adapun, WOOD paling banyak mengirimkan produknya ke AS, selain juga destinasi iekspor utama termasuk ke Jepang, Thailand, Belanda, dan Jerman. Penjualan ke Negeri Paman Sam tersebut tentunya terdampak oleh tarif impor yang dinaikkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Saat ini, Wang mengonfirmasi tarif impor yang dikenakan AS masih 10%. Namun demikian, tarif baru yang diumumkan Trump pada kuartal I/2025 akan berlaku efektif sekitar Juli atau Agustus.

"Walaupun situasinya belum jelas dan sulit ditebak, WOOD sejauh ini masih aman karena tidak ada penurunan pesanan yang berarti, dan terus membuka segmen baru buat jaga laju pertumbuhan tetap stabil," ujar Wang.

Lebih lanjut, Wang menegaskan permintaan ekspor ke AS sejauh ini masih wajar. Perseroan saat ini juga mencermati arah kebijakan suku bunga The Fed karena saat ini masih relatif tinggi, sehingga WOOD tetap mempersiapkan diri apabila kondisi suku bunga di sana tidak turun dalam waktu dekat. 

Berdasarkan Laporan Keuangan per 31 Maret 2025, WOOD membukukan kenaikan pendapatan 20,61% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp773,5 miliar dari sebelumnya Rp20,61 miliar.

Beban pokok pendapatan juga ikut meningkat 25,75% yoy menjadi Rp595,17 miliar dari sebelumnya Rp473,27 miliar.

Seiring dengan kenaikan top line, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 17,49% yoy menjadi Rp49,5 miliar dari sebelumnya Rp42,13 miliar.

Adapun, penjualan komponen bangunan untuk ekspor mengauat 63,76% yoy menjadi Rp684,64 miliar. Sementara penjualan komponen bangunan di pasar domestik naik lebih tinggi lagi 73,18% yoy menjadi Rp2,44 triliun dan masih menjadi pendapatan tertinggi perseroan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper