Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih dalam bayang-bayang risiko global di tengah musim tebaran dividen jumbo dari emiten.
Pasar saham Indonesia sempat mencatatkan kinerja kinclong pada perdagangan Mei 2025 yang didorong oleh sejumlah kondisi. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan tetap waspada, sebab down side risk global masih tinggi.
Berdasarkan data OJK, IHSG mencatatkan penguatan 6,04% secara bulanan (month to date/mtd) sampai 28 Mei 2025 di level 7.175,82. IHSG pun menuju zona hijau, naik 1,35% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) sampai 28 Mei 2025.
Nilai kapitalisasi pasar saham Indonesia mencapai Rp12.420 triliun sampai 28 Mei 2025 naik 6,11% mtd dan telah naik 0,69% ytd.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Inarno Djajadi mengatakan pasar saham Indonesia pada Mei 2025 pun telah mencatat masuknya dana asing atau net buy setelah sejak Desember 2024 dana asing secara terus menerus lari atau net sell. Tercatat, net buy asing di pasar saham Indonesia mencapai Rp5,53 triliun sepanjang Mei 2025.
"Di tengah perkembangan dinamika tensi perdagangan dan geopolitik, kinerja pasar saham Indonesia pada Mei 2025 menguat dan menjadi yang tertinggi di kawasan regional," ujar Inarno dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada Senin (2/6/2025).
Baca Juga
Dalam jawaban tertulis, Inarno juga mengatakan bahwa penguatan IHSG merupakan bentuk kepercayaan dari pelaku pasar terhadap stabilitas sistem keuangan di Indonesia yang masih terjaga, optimisme terhadap kinerja perekonomian domestik, dan kinerja emiten di tengah ketidakpastian global.
Namun, menurutnya down side risk global terpantau masih tinggi dan perlu masih terus dicermati serta diantisipasi ke depan.
Benar saja, belum berganti hari dari OJK memberikan wanti-wanti, IHSG ditutup jeblok ke level 7.065,07 pada perdagangan awal bulan ini, Senin (2/6/2025). Sejumlah saham bank jumbo seperti BBRI hingga BBCA kompak ambrol.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan pelemahan sebesar 1,54% atau 110,75 poin ke level 7.065,07. IHSG dibuka di level 7.134,49 pada perdagangan hari ini.
IHSG berada di level terendah 7.035,84 dan mencatatkan level tertinggi sepanjang perdagangan hari ini di level 7.152,91.
IHSG ditutup dengan nilai transaksi yang diperdagangkan mencapai Rp22,21 triliun, volume transaksi 25,91 miliar lembar, dan frekuensi transaksi 1,43 juta kali. Adapun, market cap pasar modal Indonesia mencapai Rp12.252 triliun.
Pada perdagangan hari ini, sebanyak 468 saham melemah, 209 saham menguat, dan 283 saham tak beranjak atau stagnan.
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan IHSG terkoreksi cukup dalam pada perdagangan hari ini didorong sejumlah faktor. Salah satu faktor adalah aksi profit taking.
"Setelah reli 6% sepanjang Mei 2025, dan menjadi kenaikan bulanan tertinggi sejak 2009, pasar mulai jenuh beli. Investor memanfaatkan momentum untuk merealisasikan keuntungan," kata Felix kepada Bisnis pada Senin (2/6/2025).