Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Merangkak Naik, Rupiah Dibuka Lesu ke Level Rp16.295

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (28/5/2025) ke level Rp16.295 per dolar AS.
Karyawan memperlihatkan uang dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (7/5/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan uang dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (7/5/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (28/5/2025) ke level Rp16.295 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,05% atau 8,5 poin pada pukul 09.10 WIB ke level Rp16.295 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,16% ke level 99,67.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami pelemahan. Dolar Hong Kong misalnya melemah 0,01%, dolar Singapura melemah 0,06%, peso Filipina melemah 0,12%, yuan China melemah 0,09%, dan rupee India melemah 0,3%.

Sementara itu, deretan mata uang di Asia lainnya menguat. Yen Jepang misalnya menguat 0,02%, dolar Taiwan menguat 0,18%, won Korea Selatan menguat 0,05%, dan baht Thailand menguat 0,04%.

Pada perdagangan sebelumnya, Selasa (27/5/2025), rupiah mengakhiri perdagangan dengan melamah 0,23% atau 37,5 poin ke level Rp16.286,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,39% ke posisi 99,31. 

Pelemahan rupiah terjadi seiring dengan sejumlah sentimen yang menyertai. Dari luar negeri, sentimen masih berkutat dengan ketidakpastian soal kebijakan tarif AS.

Terdapat kabar Presiden Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk menunda tarif dengan Uni Eropa hingga 9 Juli 2025. Dilansir Reuters, pengumuman tersebut, meskipun menggembirakan bagi para investor, akan tetapi juga menunjukan tiba-tibanya kebijakan perdagangan AS dapat berubah.

"Setelah perubahan arah terbaru Trump, tentu saja kita harus menunggu dan melihat apa yang terjadi selanjutnya," kata Commerzbank currency strategist Michael Pfister dilansir Reuters pada Selasa (27/5/2025).

Kemudian, sentimen masih terkait dengan kebijakan pemangkasan luas pajak di AS. Trump mengatakan bahwa aturan pemotongan pajak kemungkinan akan mengalami perubahan signifikan di Senat AS.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan pasar juga masih khawatir terkait dengan penjualan obligasi pemerintah AS yang terus-menerus. Sebab, pasar tetap waspada terhadap kesehatan fiskal AS yang memburuk dan meningkatnya tingkat utang. 

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor panjang mengalami penurunan. Yield obligasi US Treasury tenor 20 tahun dan 30 tahun turun di bawah level 5,0% untuk pertama kalinya dalam 4 hari terakhir. 

Pekan lalu, pasar obligasi global sempat mengalami gejolak akibat kekhawatiran fiskal setelah Moody’s menurunkan peringkat kredit AS serta ketidakpastian terkait dengan RUU pajak Trump.

Dari dalam negeri, di pasar obligasi pemerintah Indonesia (SBN), Mirae Asset Sekuritas Indonesia mencatat arus masuk dana tercatat sangat kuat, mencapai Rp20,9 triliun. Imbal hasil SBN tenor 10 tahun sedikit naik, ditutup pada 6,83%. 

"Tren positif di pasar domestik ini didukung oleh data ekonomi yang solid serta pemangkasan suku bunga kebijakan oleh Bank Indonesia pekan lalu," tulis Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam riset, Rabu (28/5/2025).  

Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga mencatatkan hasil positif pada akhir April 2025. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, APBN mencatat surplus sebesar Rp4,3 triliun, atau setara 0,02% dari produk domestik bruto (PDB). 

Surplus ini menjadi titik balik setelah 3 bulan pertama 2025 mengalami defisit anggaran secara berturut-turut. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper