Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) untuk meningkatkan peran dalam penguatan industri baja Asia Tenggara (Asean).
Dalam acara Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025, Airlangga menyatakan bahwa Krakatau Steel perlu memperluas kerja sama ke tingkat regional.
Langkah itu dilakukan mengingat sudah ditandatanganinya nota kesepahaman Asean Iron & Steel Council oleh board of directors dari enam negara yang hadir, yaitu Malaysia, Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Di sisi lain, dia menuturkan sektor industri pengolahan masih menjadi penyumbang utama Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi lapangan usaha. Hingga kuartal I/2025, kontribusi sektor ini mencapai 19,25% dengan pertumbuhan 4,55%.
“Konsumsi baja nasional juga terus tumbuh dengan konsumsi di 2024 mencapai 18,3 juta ton dan diperkirakan terus meningkat menjadi 47 juta ton pada tahun 2035,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (23/5/2025).
Airlangga juga menyebutkan dalam kurun lima tahun terakhir, ekspor komoditas besi dan baja terus mengalami peningkatan hingga sebesar 22,18%.
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama KRAS Muhamad Akbar Djohan mengatakan bahwa perseroan akan terus meningkatkan kinerja dengan mengedepankan transformasi yang tengah dijalankan.
“Krakatau Steel berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja dengan semangat transformasi untuk menjadi pemimpin industri baja dunia,” ucap Akbar.
Sebelumnya, dia menyatakan bahwa strategi KRAS pada tahun ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga memperkuat kerja sama bilateral dan multilateral untuk membuka jalur perdagangan yang lebih luas.
Krakatau Steel sudah mengekspor produk baja ke sejumlah negara, seperti India, Pakistan, hingga Afrika. Perseroan tercatat membukukan pendapatan usaha dari ekspor sebesar US$5,16 juta hingga kuartal I/2025.
“Kami aktif dalam kerja sama bilateral, multilateral, hingga regional. Semua ditujukan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global,” kata Akbar.
____________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.