Bisnis.com, JAKARTA — Emiten CPO Harita Grup, Bumitama Agri Ltd. yang terdaftar di papan utama Bursa Singapura, menyampaikan hasil kinerja untuk tiga bulan yang berakhir pada Maret 2025. Bumitama Agri mencetak laba bersih Rp495 miliar kuartal I/2025.
Bumitama Agri mencetak peningkatan pendapatan sebesar 18,6% menjadi Rp4,59 triliun pada kuartal I/2025 dari Rp3,87 triliun pada kuartal I/2024. EBITDA Bumitama Agri juga naik 36% menjadi Rp1,01 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp743,2 miliar secara tahunan.
Sementara itu, laba bersih emiten CPO milik taipan Lim Hariyanto Wijaya ini melonjak 51% menjadi Rp495,93 miliar. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu, Bumitama Agri mencetak laba bersih sebesar Rp328,38 miliar.
Manajemen Bumitama Agri dalam keterangan resminya menjelaskan harga jual CPO yang lebih tinggi dibandingkan biaya produksi menghasilkan margin usaha yang lebih baik dalam periode tersebut, dengan margin EBITDA sebesar 22% dan margin laba bersih sebesar 11%, dibandingkan 19% dan 8% pada tahun sebelumnya.
Manajemen juga menjelaskan produksi minyak sawit Grup kembali memasuki siklus panen rendah pada kuartal pertama 2025. Panen Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan inti maupun plasma mencapai 783.700 ton, atau naik 3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hasil panen TBS dari sumber internal tercatat sebesar 4,3 ton per hektare, yang merupakan tertinggi di antara kuartal pertama dalam satu dekade terakhir, jika tidak memperhitungkan anomali produksi akibat triple-dip La Nina pada 2020–2022.
Baca Juga
Meski produksi meningkat, manajemen juga menjelaskan pendorong utama kinerja pada kuartal I/2025 ini tetap berasal dari harga komoditas yang tinggi, didorong oleh kondisi pasokan yang ketat karena pohon sawit memasuki masa produksi rendah.
Kontribusi penjualan dari CPO dan PK pada kuartal I/2025 masing-masing meningkat 12% dan 88%. Sementara itu, harga jual rata-rata CPO naik 26% menjadi Rp14.694 per kg, sementara Palm Kernel melonjak 94% dengan rata-rata Rp10.947 per kg pada kuartal I/2025.
Harga yang lebih tinggi berhasil mengimbangi volume penjualan yang lebih rendah, akibat meningkatnya persediaan.
Manajemen juga menjelaskan selain didukung oleh harga minyak sawit yang tinggi dalam lima tahun terakhir, kewaspadaan dalam menangkap peluang, fleksibilitas dalam mengatur sumber daya, serta disiplin dan ketepatan dalam eksekusi telah memungkinkan Bumitama Agri mencatat kinerja keuangan yang solid. Hal ini memperkuat neraca keuangan, mengurangi utang secara signifikan, dan memperbaiki arus kas.
Oleh karena itu, Bumitama Agri secara resmi memperbarui kebijakan dividen pada akhir Februari 2025, dengan menaikkan batas atas rasio pembayaran menjadi 60% dan menetapkan batas bawah sebesar 40%.
"Pembaruan kebijakan dividen ini mencerminkan keyakinan manajemen terhadap prospek arus kas dan stabilitas keuangan perusahaan ke depan," tulis Manajemen Bumitama Agri dalam keterangan resminya, Kamis (15/5/2025).
Manajemen Bumitama Agri melanjutkan, setelah disetujui secara bulat dalam rapat umum pemegang saham tahunan yang digelar akhir April lalu, dividen final sebesar 5,44 sen dolar Singapura per saham dijadwalkan akan dibagikan hari ini.
Sebagai informasi, apabila dikonversi menjadi rupiah, maka nilai dividen ini setara dengan Rp693 per saham, dengan asumsi kurs 1 dolar Singapura adalah US$0,76, dan US$1 adalah Rp16.536.
Dividen tersebut termasuk dividen interim yang telah dibagikan pada September lalu. Dengan demikian, total rasio pembayaran dividen Bumitama Agri mencapai 60% dari laba bersih tahun buku 2024, tertinggi dalam sejarah Grup.