Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Turunkan Tarif, Wall Street Ditutup Perkasa

Ketiga indeks utama bursa saham AS menguat karena kesepakatan AS-China untuk memangkas tarif sementara membawa harapan untuk meredakan perang dagang global.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Senin (12/5/2025) karena kesepakatan AS-China untuk memangkas tarif sementara membawa beberapa harapan untuk meredakan perang dagang global.

Melansir Reuters pada Selasa (13/5/2025), indeks S&P 500 ditutup menguat 184,70 poin atau 3,26% ke level 5.844,61 dan indeks Nasdaq Composite naik 780,06 poin atau 4,35% ke 18.708,61. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1.166,43 poin atau 2,83%, hingga ditutup di level 42.415,81.

Pada perdagangan Senin, baik S&P 500 maupun Nasdaq mengincar lonjakan harian terbesar sejak 9 April dan S&P menembus rata-rata pergerakan 200 harinya untuk pertama kalinya sejak akhir Maret.

AS dan China mengumumkan pada Senin bahwa mereka akan memangkas tarif yang tinggi satu sama lain selama 90 hari. AS mengatakan akan memangkas tarif yang dikenakan pada impor China menjadi 30% dari 145% sementara China mengatakan akan memangkas bea masuk pada impor AS menjadi 10% dari 125%.

Investor sedikit lega dengan lebih menyukai aset berisiko dan menjauh dari taruhan yang lebih defensif, tetapi mereka masih menunggu kejelasan tentang di mana tarif akhirnya akan ditetapkan.

Direktur pelaksana Paleo Leon John Praveen mengatakan reli di Wall Street ini melegakan karena ada banyak kecemasan dan kegelisahan tentang tarif antara AS dan China. Dahwa dua ekonomi terbesar di dunia itu tampaknya berupaya menghindari skenario tarif terburuk.

"Mereka akan menurunkannya ke tingkat yang jauh lebih masuk akal sehingga dampak dari tarif mungkin akan lebih mudah dikelola dan terbatas," kata Praveen.

Chris Brigati, kepala investasi di perusahaan investasi SWBC mengatakan pasar menganggap setiap kemajuan sebagai hal yang positif.

"Saat ini, pasar merayakannya, tetapi dalam jangka panjang, mungkin ada komplikasi, dan kita dapat melihat beberapa implikasi negatif," katanya.

Saham AS mengalami kerugian tajam dan volatilitas yang luar biasa tinggi setelah Trump mengumumkan tarif pada beberapa mitra dagang AS pada tanggal 2 April.

Sejak itu, pengumuman pada tanggal 9 April tentang jeda selama 90 hari untuk negara-negara selain China, laporan laba yang optimis, dan perjanjian perdagangan terbatas AS-Inggris minggu lalu telah membantu S&P 500 dan Nasdaq yang sarat teknologi mendapatkan kembali posisi yang hilang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper