Bisnis.com, JAKARTA - Emas merupakan salah satu investasi yang banyak digemari oleh masyarakat. Mempertimbangkan investasi emas harus sejalan dengan jangka waktu yang dibutuhkan.
Artinya, emas cocok dijadikan investasi jangka panjamg karena memiliki kecenderungan nilai yang terus naik.
Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa nilai emas juga bisa turun. Terbaru, Harga emas diketahui menurun setelah melonjak tajam mencapai rekor tertinggi US$3.500,05 bulan lalu.
Penurunan harga emas saat ini diduga pengaruhi oleh kesepakatan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Melansir Reuters, harga emas di pasar spot turun 3% menjadi US$3.225,28 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga tercatat Anjlok 3,5% ke level US$3.228 per troy ounce.
Penurunan harga emas yang tajam ini membuat sebagian orang mempertanyakan, apakah investasi dolar AS bisa menjadi solusi.
Baca Juga
Pasalnya, nilai dolar AS ke rupiah saat ini menembus Rp16.520. Di pasaran, harga dolar juga mempengaruhi Harga emas.
Ketika dolar menguat, maka ada kecenderungan nilai emas menurun.
Lantas, mana investasi yang lebih baik antara Emas dan Dolar AS?
Melansir Pegadaian, dolar AS memiliki kecenderungan nilai yang lebih stabil di pasar global. Kemudian nilai tukarnya cenderung menguat meskipun terjadi perubahan kurs.
Posisi dolar yang stabil di pasar membuatnya menjadi salah satu mata uang yang tidak goyah ketika devaluasi atau resesi terjadi.
Menabung dolar juga menjadi solusi yang lebih baik, apabila seseorang memiliki niat untuk melancong ke luar negeri.
Dolar juga menjadi pilihan bagi seseorang yang ingin menabung jangka pendek, karena likuiditas dan fleksibilitas yang tinggi.
Sedangkan untuk Emas, cocok dijadikan investasi jangka panjang. Meskipun kenaikannya sedikit-sedikit, namun emas memiliki perlindungan erhadap inflasi.
Menabung emas menjadi aset berharga yang dapat diandalkan saat kondisi perekonomian dunia tidak kondusif.
Nilai emas cenderung lebih stabil dan memiliki proges kenaikan tiap tahunnya.