Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah, Sentuh Rp16.541 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp16.541 pada perdagangan hari ini, Jumat (9/5/2025).
Karyawan memperlihatkan mata uang Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan mata uang Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp16.541 pada perdagangan hari ini, Jumat (9/5/2025). Rupiah melemah bersama dengan mata uang Asia lainnya. 

Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 0,24% ke Rp16.541 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,08% ke level 100,72.

Sementara itu, beberapa mata uang kawasan Asia dibuka bervariasi. Mata uang yen Jepang tercatat menguat 0,10%, lalu dolar Hong Kong stagnan, dolar Singapura melemah 0,03%, dolar Taiwan melemah 0,12%, dan won Korea Selatan melemah 0,56%. 

Lalu peso Filipina melemah 0,20%, rupee India melemah 1,05%, yuan China melemah 0,05%, ringgit Malaysia melemah 1%, dan baht Thailand melemah 0,47% terhadap dolar AS.

Melansir Reuters, dolar naik terhadap sebagian besar mata uang utama pada Jumat, setelah kesepakatan dagang AS-Inggris meningkatkan harapan akan kemajuan dalam pembicaraan AS-China yang akan datang. 

Sementara itu, spekulasi tentang pemangkasan suku bunga AS dalam waktu dekat mereda setelah The Fed menyatakan tidak terburu-buru untuk melakukannya.

Pasar keuangan memasuki akhir pekan dengan fokus penuh pada negosiasi dagang antara Washington dan Beijing, yang dijadwalkan dimulai pada hari Sabtu di Swiss.

"Reaksi pasar yang membeli dolar AS mungkin mencerminkan optimisme yang lebih besar bahwa kesepakatan tarif semacam itu dapat dicapai," kata Steve Englander, kepala riset mata uang G10 global di Standard Chartered, dalam catatannya kepada klien.

"Janji Trump tentang kemungkinan détente dagang dengan China mungkin menambah optimisme bahwa gangguan global akibat perang dagang tidak akan separah yang dikhawatirkan pasar," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper