Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manajer Investasi Lirik Sektor Defensif dan Potensi Yield Dividen Tinggi

Sejumlah Manajer Investasi meracik dan menawarkan portofolio yang lebih defensif dengan yield dividen tinggi di tengah volatilitas pasar saham.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (27/3/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (27/3/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah Manajer Investasi meracik portofolio reksa dana yang lebih defensif dan saham yield dividen yang tinggi kepada dalam menghadapi perkembangan dinamika global saat ini.

Samuel Kesuma, CFA, Chief Investment Officer, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan kondisi pasar akan tetap fluktuatif dalam jangka pendek. Oleh karenanya, MAMI pun meracik strategi lebih defensif sembari menantikan perkembangan dinamika global dengan fokus pada emiten dengan bisnis yang berorientasi domestik dan memiliki potensi pertumbuhan berkualitas.

"Kami menjaga tingkat cash pada level yang relatif tinggi, dan memanfaatkan koreksi pasar sebagai peluang untuk menambah posisi pada emiten unggulan dengan harga lebih rendah," ujarnya kepada Bisnis dikutip Senin (5/5/2025).

Adapun saham-saham pilihan utama MAMI sepanjang 2025 adalah sektor finansial dan barang konsumer. Meski demikian pengelolaan portofolio dilakukan secara aktif sehingga alokasi sektor unggulan dapat berubah sewaktu-waktu bergantung pada dinamika pasar.

Dengan salah satu produk reksa dana unggulan MI, Manulife Dana Saham (MDS), tetap menjadi pilihan utama meski menghadapi tekanan pasar. Per Maret 2025, MDS mencatat kinerja negatif 19,04% secara tahunan, tetapi masih mengungguli tolok ukur yang terkoreksi lebih dalam sebesar 25,50%.

Samuel menyarankan di tengah kondisi pasar yang dinamis saat ini, investor diharapkan memiliki portofolio yang terdiversifikasi dan likuid untuk meminimalisir risiko serta memanfaatkan peluang yang ada di pasar.

Sisi lain, imbuhnya, valuasi pasar saham IHSG saat ini berada pada level yang rendah secara historis, memberikan peluang bagi investor dengan perspektif jangka panjang untuk berinvestasi.

Sementara itu, Investment Analyst Capital Asset Management Martin Aditya menjelaskan di tengah pasar yang bergejolak, pihaknya juga lebih memilih sektor yang defensif dan memberikan potensi dividend yield yang tinggi.

Meski demikian, pihaknya juga tidak menutup kemungkinan memilih dividend yield yang lebih tinggi pada saham berkapitalisasi menengah karena ada banyak saham berkapitalisasi menengah yang juga memberikan dividend yield yang tinggi selain saham berkapitalisasi besar

“Saham-saham pilihan kami untuk sepanjang 2025 masih berfokus pada saham yang defensif [pergerakan sahamnya tidak terlalu volatile] dan memberikan dividend yield tinggi,” ujarnya.

Strategi tersebut masih memungkinkan untuk diubah kondisi global sudah membaik terutama jika The FED sudah mulai cenderung dovish.

“Mungkin investor bisa wait and see terlebih dahulu dan stay di aset yang lebih low risk mudah dicairkan dan memberikan return yang cukup kompetitif, bisa di reksa dana money market dan fixed income,” imbuhnya.

Tak hanya itu, investor juga dapat mulai mencicil perlahan pada saham-saham big caps seperti perbankan yang sudah mulai menarik valuasinya dan memberikan dividend yield yang cukup atraktif. Selain itu, IHSG yang price to earnings (P/E) sudah di bawah level Covid-19.

Hal ini dengan harapan BPJSTK dan Danantara segera masuk pada pasar modal domestik untuk membanjiri likuiditas.

Dia juga memproyeksikan IHSG pada akhir 2025 masih dipengaruhi oleh ketidakpastian perekonomian global yang kurang kondusif dan berdampak pada perekonomian domestik, terutama nilai tukar rupiah belum kembali pulih. 

“Jadi mungkin saya kira indeks reksa dana saham masih mencatatkan pelemahan pada 2025 ini jika IHSG tidak ditutup di atas level 7.000,” imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper