Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Terbaru Harga Emas 2025, Bisakah Tembus US$4.000?

Setelah mencapai rekor tertinggi di US$3.500 per troy ounce pada April 2025, sejumlah analis meyakini bahwa reli emas belum akan berhenti.
Aprianto Cahyo Nugroho,Hesti Puji Lestari
Senin, 5 Mei 2025 | 06:00
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers

Ramalan Harga Emas Terbaru

Untuk pertama kalinya, para analis dalam survei kuartalan Reuters memproyeksikan harga emas rata-rata tahunan akan melampaui US$3.000 per troy ounce. Ketegangan perdagangan dan tren global menjauh dari dominasi dolar AS menjadi pendorong utama lonjakan permintaan.

Jajak pendapat terhadap 29 analis dan pelaku pasar memperkirakan harga emas tahun ini akan berada di kisaran US$3.065, naik signifikan dari estimasi US$2.756 tiga bulan lalu. Proyeksi harga untuk 2026 juga meningkat dari US$2.700 menjadi US$3.000.

Harga emas spot telah melonjak sekitar 25% sepanjang 2025, hampir menyamai kenaikan 27% yang dicatatkan sepanjang 2024. Rata-rata harga tahun ini berada di US$2.952 menurut data LSEG.

Analis independen Ross Norman mengatakan emas diperkirakan kembali memasuki tahun yang fenomenal setelah melonjak tajam pada 2024.

“Sama seperti era awal 2000-an, pembelian emas kini terjadi di tengah penguatan harga, menciptakan siklus penguatan yang saling menguatkan,” jelas Norman seperti dikutip Reuters, Senin (5/5/2025).

Setelah menembus level psikologis US$3.000 pada pertengahan Maret, harga emas sempat melonjak hingga US$3.500 pekan lalu, dipicu oleh memanasnya konflik dagang antara AS dan China serta pembelian agresif oleh bank sentral.

Kini emas diperdagangkan di kisaran US$3.273, namun analis menilai harga masih akan ditopang oleh ketidakpastian kebijakan tarif AS dan potensi panjangnya proses negosiasi perdagangan.

“Peruntungan emas masih sangat bergantung pada ketidakstabilan pasar lain,” ujar kepala strategi komoditas Saxo Bank Ole Hansen.

Ia menilai selagi sentimen de-dolarisasi menguat dan kebijakan tarif AS menekan pertumbuhan global serta stabilitas fiskal, emas akan tetap diminati sebagai aset pelindung nilai.

Namun demikian, para analis juga mengingatkan bahwa perdagangan emas mulai terlihat jenuh, sementara harga yang tinggi mulai menggerus permintaan dari sektor perhiasan.

“Risiko koreksi masih membayangi. Pasar fisik mulai goyah, pembelian dari bank sentral—meskipun masih positif—menunjukkan perlambatan, dan bila risiko tarif serta kekhawatiran resesi mereda, pesona emas sebagai aset aman bisa pudar,” kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper