Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah euforia emas, JP Morgan juga memiliki analisis tentang masa depan salah satu instrumen investasi ini.
Menurut laporan Proactive Investor, JP Morgan memperkirakan keuntungan terbaik masih akan datang, terutama jika reli logam mulia terus meningkat.
Bank tersebut mengatakan pada hari Senin bahwa mereka melihat kenaikan 60–90% pada saham perusahaan pertambangan emas Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) jika harga emas naik mendekati $4.000 per ons.
Sebagaimana diketahui, ini adalah target yang diharapkan oleh tim komoditasnya pada kuartal kedua tahun 2026.
Meskipun terjadi kenaikan kuat sepanjang tahun ini, dengan emas naik 15% dan penambang naik 20–50%, analis berpendapat aksi jual baru-baru ini setelah hasil kuartal pertama telah membuat valuasi terlihat menarik lagi.
Prakiraan harga emas terbaru JPMorgan sendiri saat ini adalah $3.300 per ons untuk tahun 2025 dan $3.600 untuk tahun 2026, masing-masing naik 22% dan 27% dari estimasi sebelumnya.
Baca Juga
Meski demikian, JPM mengatakan logam kuning tersebut mungkin dapat mencapai $4.000 pada saat yang sama tahun depan.
Analis memperkirakan dukungan kuat dari bank sentral dan investor yang mencari tempat berlindung yang aman di tengah ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung, meningkatnya tekanan inflasi, dan ketidakpastian mengenai tarif.
Sementara emas telah menjadi taruhan safe haven yang populer tahun ini, bank AS percaya investor masih meremehkan potensi jangka panjang untuk sektor ini jika harga logam terus naik.
Berdasarkan perkiraan harga emas sebesar $4.100 untuk tahun 2026, bank tersebut memperkirakan bahwa pendapatan para penambang emas EMEA bisa 40–60% lebih tinggi dari perkiraan konsensus saat ini.
"Penjualan tajam pasca hasil Q1 telah menciptakan peluang," tulis analis JPMorgan, yang menyatakan bahwa jalur bagi penambang emas selama tahun 2025 terlihat semakin menarik, bahkan setelah awal yang kuat tahun ini.