Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham emiten emas terpoles oleh reli harga emas global yang kini bertahan di kisaran US$3.300 per ons. Simak rekomendasi Kiwoom Sekuritas untuk saham ANTM, MDKA, BRMS, HRTA, dan PSAB.
Hingga jeda siang hari ini, Kamis (24/4/2025), saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam tercatat naik ke level Rp2.120 atau menguat 33,33% dalam sebulan.
Senada, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) naik 18,86% dalam sebulan ke level Rp378, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) naik 20,81% ke level Rp1.625, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menguat 38,82% ke level Rp590, dan saham PT J Resources Asia Pacific Tbk. (PSAB) naik 19,2% dalam sebulan terakhir ke level Rp298 per saham hingga pukul 12.00 WIB.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanta mengatakan ketidakpastian ekonomi global mendorong harga emas kian kinclong, menembus US$3.400 per ons pada April 2025.
Kilauan harga emas ini diperkirakan belum akan berakhir hingga menyentuh US$4.000 per ons pada 2026 mendatang. Hal itu seiring dengan ketegangan geopolitik global, kebijakan moneter dovish, dan tingginya permintaan dari Asia dan bank sentral dunia.
“Kenaikan harga emas didorong oleh lonjakan permintaan sebagai aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik global, terutama konflik Iran-Israel, Ukraina, dan kekhawatiran soal Taiwan,” tulisnya dalam riset yang dikutip Kamis (24/4/2025).
Selain itu, arah kebijakan moneter yang mulai melunak di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Jepang juga turut menopang harga emas dunia saat ini. Liza juga menuturkan Donald Trump bahkan telah menekan The Fed untuk segera memangkas suku bunga dengan menyindir Jerome Powell sebagai 'Mr. Too Late'.
“Menurunnya suku bunga riil akan memengaruhi nilai dolar AS yang pada gilirannya memberikan keuntungan bagi harga emas yang lebih tinggi,” ucapnya.
Sejalan dengan kian terkereknya harga emas, Liza memandang bahwa sejumlah emiten emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki potensi untuk mendapatkan sentimen positif di pasar.
Berikut Proyeksi Harga Saham Emiten Emas dari Kiwoom Sekuritas
1. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)
ANTM memiliki posisi strategis dengan posisi sebagai anak usaha PT MIND ID, sebagai produsen emas mulia berpelat merah. Harga emas Antam kini naik 31% year-on-year (YoY) hingga sempat menyentuh Rp2 juta per gram.
Bahkan, reli kenaikan itu dibarengi dengan permintaan emas domestik yang masih kuat. Selain itu, sinergi proyek penghiliran tambang ANTM juga memperkuat valuasi jangka panjangnya.
Liza merekomendasikan area support ANTM berada di kisaran Rp2.000–Rp1.750, sedangkan area resistance diperkirakan berada di kisaran Rp2.250–Rp2.350, bahkan menyentuh Rp2.500.
”Menimbang velocity yang semakin curam saat ini, batasi pembelian dan mulai siapkan trailing stop ketika harga dekati 2,250 onwards,” tulis Liza.
2. PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA)
HRTA yang berfokus pada manufaktur dan distribusi emas domestik menjadikannya punya peluang besar. HRTA diproyeksikan mendapatkan katalis positif dari tren harga emas yang tinggi, sehingga mendorong nilai inventori, perluasan pasar domestik dan strategi e-commerce yang semakin agresif, dan produk digital berbasis program mulia.
Liza menyebut, HRTA sudah bergerak dalam pola rising wedge yang telah mengenai area resistance di level Rp640 per saham, yang juga diikuti dengan sinyal negative divergence pada indikator RSI.
Adapun Liza merekomendasikan area support HRTA berada di antara Rp585 – Rp560 dan Rp530 per saham, dengan area resistance di area Rp640 – Rp645.
”Risikonya margin bisa tertekan bila harga bahan baku naik terlalu cepat dan tidak diikuti penyesuaian harga jual,” kata Liza.
3. PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)
MDKA menjadi rekomendasi selanjutnya untuk investasi jangka menengah karena transformasi bisnis MDKA dari tembaga dan emas ke arah ekspansi penghiliran EV Battery.
MDKA didorong oleh katalis positif dengan berhasil mencetak laba pada kuartal IV/2024 setelah sebelumnya menelan kerugian pada kuartal III/2024. Hal itu oleh Liza disebut menunjukkan momentum pemulihan. Selain itu, MDKA berpotensi meningkatkan marjin jika harga emas terus meningkat.
Akan tetapi, Liza mengingatkan bahwa MDKA masih memiliki risiko tekanan dari beban utang pasca-akuisisi dan proyek hilirisasi. Liza merekomendasikan area support MDKA di antara Rp1.570 – Rp1.520 atau Rp1.140 per saham, dengan area resistance di level Rp1.850 – Rp1.900 atau Rp2.000, bahkan menyentuh Rp2.350 per saham.
”Jika MDKA mampu break di Rp1.850 – Rp1.900 maka boleh average up dengan target Rp2.000 atau Rp2.350,” kata Liza.
4. PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS)
BRMS menjadi rekomendasi Liza untuk top pick jangka panjang. Meskipun membawa katalis positif berupa proyek emas di Palu dan Poboya, hingga cadangan emas yang besar, BRMS memiliki risiko karena masih dalam fase pertumbuhan, belum konsistennya laba, hingga funding.
Area support untuk BRMS berada di level Rp367 atau Rp348 – Rp344 per saham, dengan area resistance di area Rp400 atau Rp424 per lembar saham.
5. PT J Resources Asia Pacific Tbk. (PSAB)
PSAB tidak kalah mendapatkan sorotan dari Kiwoom Sekuritas. PSAB yang memiliki fokus usaha di bidang eksplorasi dan produksi emas murni, digadang-gadang membawa katalis berupa pertambangan mereka di Doup dan Bakan yang masih stabil, serta mendapatkan eksposur murni terhadap harga emas.
Area support yang direkomendasikan oleh Liza berada pada level Rp300 atau Rp290–Rp274 per saham, dengan area resistance di level Rp328–Rp346 atau Rp400–Rp420 per saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.