Bisnis.com, JAKARTA — Emiten restoran pengelola jaringan KFC Indonesia milik Keluarga Gelael dan Grup Salim PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) membukukan rugi bersih Rp796,7 miliar sepanjang 2024. Perseroan pun banyak memangkas jumlah karyawannya tahun lalu.
Kerugian tersebut berimbas terhadap keputusan perusahaan yang pada akhirnya menetapkan untuk menutup sebanyak 47 gerai hingga Desember 2024.
Berdasarkan Laporan Keuangan FAST, tercatat bahwa perusahaan mengoperasikan 715 gerai restoran hingga 31 Desember 2024, dari sebelumnya 762 gerai pada 31 Desember 2023.
Adapun penutupan gerai tersebut juga mendorong efisiensi karyawan sebanyak 2.883 orang, yang tercatat dalam laporan keuangan. Saat ini ada sebanyak 13.106 karyawan hingga 31 Desember 2024, dari 15.989 karyawan pada 31 Desember 2023.
Kerugian FAST sebesar Rp796,7 miliar sepanjang 2024 membengkak sebesar 91% secara tahunan (year on year/yoy) dari kerugian perusahaan Rp415,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejalan dengan itu, pendapatan FAST sebesar Rp4,87 triliun sepanjang 2024 juga mengalami penurunan 17,8% yoy dibandingkan Rp5,93 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya
Turunnya pendapatan FAST terdampak paling besar dari penurunan penjualan makanan dan minuman yang hanya mencapai Rp4,8 triliun sepanjang 2024, anjlok 17,7% yoy dari sebelumnya Rp5,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Selanjutnya, untuk beban pokok penjualan FAST turun 10,3% yoy menjadi Rp2 triliun pada 2024 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,26 triliun pada 2023.
Laba kotor FAST pada 2024 tercatat sebesar Rp2,8 triliun, turun 22,5% yoy dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp3,6 triliun.
Kemudian, untuk total aset FAST sebagai pengelola KFC Indonesia ini mencapai Rp3,5 triliun sepanjang 2024, turun 9,7% yoy dibandingkan Rp3,9 triliun pada Desember 2023.
Adapun, liabilitas FAST mencapai Rp3,4 triliun sepanjang 2024, naik 6,7% yoy dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp3,1 triliun. Lalu, ekuitas FAST turun 82,4% menjadi Rp127,7 miliar pada 2024, dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp723,87 miliar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.