Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Saham Japfa (JPFA) Saat Masa Panen Dividen

Emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) akan membagikan dividen sebesar Rp140 per saham untuk tahun buku 2024.
Peternak memberi pakan pada ayam ras petelur di Serpong, Tangerang Selatan. Bisnis/Himawan L Nugraha
Peternak memberi pakan pada ayam ras petelur di Serpong, Tangerang Selatan. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) akan membagikan dividen sebesar Rp140 per saham untuk tahun buku 2024. Bagaimana kemudian prospek sahamnya?

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), JPFA menetapkan pembagian dividen tunai senilai total Rp1,62 triliun atau setara Rp140 per saham untuk tahun buku 2024.  

Dividen tunai tersebut terdiri atas dividen interim sebesar Rp813,93 miliar atau Rp70 per saham yang telah dibayarkan pada 29 Oktober 2024. Sisanya, dividen final dengan nilai yang sama yakni Rp813,93 miliar atau Rp70 per saham.

“Pembayaran dividen final akan dilakukan kepada pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham [recording date] pada 23 April 2025,” demikian tertulis dalam risalah rapat yang dirilis di keterbukaan informasi pada beberapa waktu lalu. 

JPFA sendiri telah menentukan jadwal tebaran dividennya. Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi telah berakhir pada 21 April 2025. Kemudian, cum dividen di pasar tunai serta recording date ditetapkan pada hari ini, 23 April 2025.

Adapun, tanggal pembayaran dividen tunai JPFA akan berlangsung pada pekan depan, yakni 29 April 2025.

Tebaran dividen JPFA tahun ini mengacu raupan kinerja laba yang impresif pada tahun buku 2024. Emiten unggas ini telah membukukan laba bersih sebesar Rp3,01 triliun, melonjak 224,71% secara tahunan (year on year/yoy) dari laba bersih tahun sebelumnya yang sebesar Rp929,71 miliar.  

Pertumbuhan signifikan laba bersih itu ditopang oleh kenaikan penjualan neto yang tumbuh 9,03% yoy, dari Rp51,17 triliun pada 2023 menjadi Rp55,80 triliun pada 2024.

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo W. dalam risetnya mencatat bahwa tebaran dividen JPFA kali ini dinanti, sebab pada tahun buku sebelumnya JPFA absen tebar dividen. 

"Setelah tidak membagikan dividen pada tahun buku 2023, JPFA melanjutkan pembayaran dividen dengan dividen final Rp70 per saham, yang mewakili yield dividen sebesar 3,60%," tulis Azis dalam risetnya.

Di tengah momen tebaran dividen, gerak saham JPFA masih lesu. Harga saham JPFA memang naik 0,29% ke level Rp1.720 per lembar pada perdagangan hari ini, Rabu (23/4/2025). 

Namun, saham JPFA masih di zona merah, melemah 11,34% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Di sisi lain, Azis menilai saham JPFA masih prospektif terdorong oleh proyeksi pertumbuhan kinerja fundamental bisnis yang kuat. "Didukung oleh peningkatan volume di bawah program makan bergizi gratis," tulis Azis.

Dalam risetnya Kiwoom Sekuritas memproyeksikan pendapatan JPFA tahun ini bisa mencapai Rp59,60 triliun. Kemudian, laba bersih diproyeksikan mencapai Rp3,24 triliun.

Kiwoom Sekuritas pun merekomendasikan buy untuk JPFA dengan target harga Rp2.420 per lembar.

Akan tetapi, terdapat tantangan bagi gerak saham JPFA yakni sentimen atas pelemahan daya beli, ketidakpastian regulasi, fluktuasi harga komoditas, dan persaingan yang ketat.

Sementara, Analis Panin Sekuritas, Sarkia Adelia mengatakan kinerja profitabilitas JPFA pada 2024 didukung pertumbuhan positif pada seluruh segmen bisnis perseroan. "Hal tersebut menunjukan bahwa harga broiler dan DoC [day old chick] lebih stabil dan tidak sefluktuatif tahun 2023," kata Sarkia dalam risetnya.

Panin Sekuritas memperkirakan kinerja positif JPFA akan berlanjut pada kuartal I/2025 hingga keseluruhan 2025. Kinerja bisnis JPFA diproyeksikan terdorong oleh permintaan seasonal ramadan yang meningkatkan permintaan ayam. Ada juga dorongan dari penerapan program makan bergizi gratis.

Ia merekomendasikan buy saham JPFA dengan target harga Rp2.400 per lembar.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper