Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melanjutkan tren kenaikannya dan menembus level di atas US$3.400 ke rekor tertinggi seiring dengan pelemahan dolar AS melemah dan ketidakpastian atas dampak ekonomi dari ketegangan perdagangan AS-China.
Melansir Reuters pada Senin (22/4/2025), harga emas di pasar spot terpantau naik 2,7% menjadi US$3.417,62 per ons. Harga emas sempat mencapai rekor tertinggi US$3.430,18. Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 2,9% pada US$3.425,30 per ons.
Dolar AS jatuh ke level terendah dalam tiga tahun karena kepercayaan investor terhadap ekonomi AS kembali terpukul atas komentar Presiden Donald Trump tentang ketua Federal Reserve Jerome Powell. Dolar yang lebih lemah membuat emas batangan lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara itu, China menuduh Washington menyalahgunakan tarif dan memperingatkan negara-negara lain agar tidak mencapai kesepakatan ekonomi yang lebih luas dengan AS yang akan merugikannya.
"Karena ketegangan tarif terus meningkat, kami terus melihat harga emas bergerak naik sebagai respons terhadap aset yang aman," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Meger menuturkan akan ada pelemahan harga dan aksi ambil untung pada beberapa waktu. Meski demikian, dirinya optimistis bahwa tren yang mendasarinya masih cenderung mengarah ke kenaikan harga yang lebih tinggi.
Baca Juga
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan dikenal sebagai aset yang sangat likuid, telah mencapai beberapa rekor tertinggi dan naik lebih dari US$700 sejak awal tahun 2025.
Harga emas melampaui US$US3.300 pada Rabu minggu lalu dan momentumnya yang kuat mendorongnya naik US$100 lagi hanya dalam beberapa hari.
"Pergerakan harga emas harian yang jauh lebih besar ini merupakan salah satu petunjuk awal bahwa pergerakan pasar yang sangat matang ini sudah mendekati klimaks dan puncak pasar jangka pendek mungkin sudah dekat, dari perspektif waktu, lebih dari perspektif harga," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.