Bisnis.com, JAKARTA — Emiten teknologi terafiliasi Hashim Djojohadikusumo PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge berencana untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Rights issue ini direncanakan dapat meraup dana sebanyak-banyaknya Rp5,89 triliun.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), WIFI berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,94 miliar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100 per saham, yang mewakili sebanyak-banyaknya 55,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue.
WIFI menuturkan setiap 4 pemegang saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 13 Juni 2025, berhak atas 5 HMETD. Harga pelaksanaan dari HMETD ini adalah Rp2.000 setiap saham yang harus dibayar penuh saat mengajukan formulir pemesanan dan pembelian saham.
"Jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rights issue ini sebanyak-banyaknya Rp5,89 triliun," tulis WIFI.
Adapun dana hasil rights issue ini sekitar Rp5,8 triliun akan digunakan untuk pembangunan jaringan FTTH atau fiber to the home untuk 4 juta homepass yang berlokasi di Pulau Jawa.
Sementara itu, sisanya akan digunakan sebagai modal kerja PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE).
Baca Juga
Manajemen WIFI juga menyampaikan pemegang saham yang tidak melaksanakan rights issue, maka sahamnya akan terdilusi sampai dengan maksimum 55,56% dari total porsi kepemilikan saham dari masing-masing pemegang saham pada saat pelaksanaan rights issue.
Berdasarkan jadwal yang direncanakan, cum Right di pasar reguler dan negosiasi akan jatuh pada 11 Juni 2025, disusul ex Right pada 12 Juni 2025. Selanjutnya, perdagangan dan pelaksanaan HMETD rencananya dilaksanakan pada 17 – 23 Juni 2025.
Adapun dalam rights issue ini, PT Investasi Sukses Bersama (ISB) menyatakan akan melaksanakan haknya sejumlah 1,48 miliar HMETD yang dimilikinya, dengan harga pelaksanaan Rp2.000, sehingga keseluruhan ISB akan melaksanakan pelaksanaan rights issue sejumlah Rp2,97 triliun.
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.