Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melanjutkan penguatan untuk hari kedua berturut-turut pada Senin (17/3/2025), didorong aksi beli saham murah setelah kejatuhan Nasdaq dan S&P 500 selama empat pekan terakhir.
Melansir Reuters, Selasa (18/3/2025), indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,85% ke level 41.841,63, sementara indeks S&P 500 naik 0,64% ke 5.675,12, dan Nasdaq Composite menguat 0,31% ke 17.808,66.
Investor juga mencermati rilis data ekonomi terbaru guna mengukur dampak kebijakan pemerintahan Donald Trump terhadap prospek perekonomian.
Laporan penjualan ritel Februari menunjukkan kenaikan tipis, meski masih di bawah ekspektasi. Angka ini mencerminkan ketidakpastian yang meningkat akibat kebijakan tarif serta pemangkasan besar-besaran tenaga kerja di sektor pemerintahan.
Sementara itu, aktivitas manufaktur di New York mengalami kontraksi terbesar dalam hampir dua tahun, menambah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi.
Kepala ekonom Annex Wealth Management Brian Jacobsen mengatakan satu-satunya tanda kebangkitan belanja dari kemerosotan yang disebabkan oleh cuaca di bulan Januari dan persediaan menjelang tarif impor adalah belanja online.
Baca Juga
“Sentimen sering kali menjadi prediktor pengeluaran yang buruk, tetapi suasana baik yang telah menopang pengeluaran sekarang tinggal kenangan,” jelasnya.
Di sektor properti, sentimen pengembang rumah turun ke titik terendah dalam tujuh bulan akibat lonjakan biaya konstruksi yang dipicu tarif impor.
Menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve pada Rabu, investor memperkirakan bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga.
Selain itu, proyeksi ekonomi yang dirilis bersamaan dengan pernyataan kebijakan moneter diharapkan memberikan wawasan lebih jelas mengenai pandangan pejabat The Fed terhadap dampak kebijakan Trump yang telah mengguncang prospek ekonomi sebelumnya.
Pasar saham telah mengalami tekanan selama beberapa pekan terakhir, dengan S&P 500 turun lebih dari 10% dari rekor tertingginya di Februari—level yang menandai koreksi pasar. Namun, aksi beli terhadap saham-saham yang diperkirakan diuntungkan dari kebijakan Trump mendorong pemulihan sejak akhir pekan lalu.
Dari 11 sektor utama di S&P 500, sektor real estat dan energi mencatat kenaikan tertinggi, sementara sektor barang konsumsi menjadi satu-satunya yang mengalami pelemahan.