Bisnis.com, JAKARTA - Analis memberikan prospek baru terhadap kinerja PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) untuk 2025 seiring dengan hasil kinerja 2024 yang berhasil meraih adjusted EBITDA Rp386 miliar.
GOTO menargetkan EBITDA Grup yang disesuaikan atau adjusted EBITDA untuk 2025 berada di kisaran Rp1,4 triliun-Rp1,6 triliun.
Analis dari IndoPremier Sekuritas Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan memberikan proyeksi rugi bersih GOTO pada 2025 tersisa Rp424 miliar, turun sekitar 92% dibandingkan rugi 2024 yang tercatat Rp5,46 triliun.
Dalam proyeksi tersebut, IndoPremier memproyeksi pendapatan bruto GOTO di 2025 mencapai Rp20,03 miliar dengan adjusted EBITDA Rp1,3 triliun, atau di bawah pedoman manajemen.
"Sementara itu pada 2026, IndoPremier memproyeksi GOTO meraih laba bersih Rp2,3 triliun, dengan pendapatan bruto Rp23,28 triliun dan adjusted EBITDA Rp3,91 triliun," tulisnya dalam riset yang dikutip, Jumat (14/3/2025).
Dalam risetnya Ryan dan Reggie menjelaskan migrasi kontrak layanan cloud dengan Alibaba & Tencent saat ini sedang berjalan sesuai rencana dan selesai pada kuartal III/2024. Hal tersebut berdampak penyusutan cloud server GOTO lebih dari 50% dibandingkan sebelum migrasi dilakukan dan akan terlihat pada kuartal IV/2025.
Baca Juga
Selanjutnya, segmen on demand services (ODS) diproyeksi meraih adjusted EBITDA Rp1,1 triliun pada 2025. Hal ini didorong oleh sejumlah inisiatif seperti kenaikan pendapatan iklan hingga program merchant fleet.
Sementara itu, lanjutnya, pada segmen fintech atau yang dikenal sebagai brand Gopay, ditargetkan menyalurkan pinjaman senilai Rp8 triliun pada akhir 2025, atau meningkat 54% secara year on year.
"Dengan tingkat tunggakan yang relatif stabil, adjusted EBITDA segmen fintech diperkirakan mencapai Rp300 miliar pada 2025," tulisnya.
Berdasarkan kinerja tersebut, IndoPremier mempertahankan rekomendasi beli untuk saham GOTO dengan target harga Rp110. Adapun, rata-rata konsensus Bloomberg mematok target harga Rp99 dengan 25 analis memberikan rekomendasi beli, sedangkan tujuh lainnya merekomendasikan Hold.
GOTO meraih adjusted EBITDA grup Rp386 miliar untuk keseluruhan tahun 2024, berbalik dari kerugian Rp3,7 triliun pada tahun sebelumnya.
Gross transaction value (GTV) Inti grup mencapai Rp268,2 triliun pada 2024, tumbuh 58% secara year on year (YoY). Sementara GTV grup mencapai Rp519,8 triliun, naik 29% secara YoY. Pendapatan bruto meningkat 30% secara YoY menjadi Rp18,1 triliun pada 2024.
Segmen ODS yang dikenal dengan produk Gojek dan Gofood mencatat adjusted EBITDA Rp679 miliar, membalikkan kondisi pada 2023 yang masih negatif Rp219 miliar.
Pendapatan bruto Gojek juga meningkat 17% di tahun lalu mencapai Rp14,17 triliun, dari tahun sebelumnya Rp12,11 triliun. Nilai transaksi bruto (GTV) Gojek sepanjang tahun lalu mampu menembus Rp63,04 triliun, naik 13% dari GTV Gojek tahun sebelumnya Rp55,64 triliun.
GOTO juga meraih komisi jasa e-commerce dari Tokopedia pada kuartal IV/2024 mencapai Rp204 miliar, atau Rp183 miliar setelah dikurangi pajak pertambangan nilai (PPN). Sepanjang tahun, pendapatan ini mencapai Rp690 miliar, atau Rp622 miliar setelah dikurangi PPN, yang mencerminkan 11 bulan imbalan jasa e-commerce.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.