Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) Agus Salim Pangestu memastikan proyek ekspansi kapasitas setrum PLTU Jawa 9 & 10 bakal beroperasi komersial atau commercial operation date (COD) paruh pertama tahun ini.
Agus mengatakan COD proyek ekspansi 2 pembangkit setrum itu bakal ikut mengerek proyeksi pendapatan perseroan pada 2025.
Adapun, PLTU Jawa 9 dan 10 dioperatori oleh Indo Raya Tenaga. Pada perusahaan ini, BRPT memiliki 34% saham. Sementara itu, Indonesia Power dan Korea Electric Power Corporation (KEPCO) masing-masing memegang 51% saham dan 15% saham.
“Tahun ini COD-nya di kuartal I atau kuartal 2 menjadi 2 GW,” kata Agus saat ditemui di Jakarta, Senin (3/3/2025).
Seperti diketahui, 2 PLTU ini telah beropersi komersial pada Agustus 2024 dengan kapasitas terpasang saat itu sebesar 1.000 MW.
Agus berharap kapasitas setrum 2 PLTU itu bisa dikerek ke level 2.000 MW paling telat semester I tahun ini. “[Pendapatan] akan tercermin tahun ini,” kata dia.
Sebelumnya, Analis dari Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan memperkirakan COD proyek ekspansi 2 PLTU itu bakal mengerek pendapatan BRPT cukup signifikan tahun ini.
Menurut hitung-hitungan Yordan, IRT berpotensi menghimpun pendapatan di rentang US$120 juta sampai dengan US$150 juta lewat ekspansi proyek ini.
“Sementara BRPT bakal mendapat pemasukkan di rentang US$40 juta sampai dengan US$51 juta, ekuivalen dengan saham BRPT sebesar 34%,” tulis Yordan lewat riset dikutip Senin (3/3/2025).
Untuk diketahui, BRPT mengalami penurunan kinerja hingga kuartal III/2024, dengan membukukan laba bersih senilai US$26,80 juta hingga September 2024, turun 25,22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan BRPT juga merosot sedalam 20,85% dari sebelumnya US$2,11 miliar menjadi US$1,67 miliar hingga September 2024.
Sebagian besar pendapatan BRPT berasal dari bisnis petrokimia dengan nilai transaksi mencapai US$1,23 miliar, diikuti dengan bisnis energi senilai US$441 juta, serta segmen lainnya mencapai US$4 juta.
Di sisi lain, BRPT berhasil menekan beban pokok pendapatan dan beban langsung ke level US$1,29 miliar atau turun 23,66% secara tahunan.