Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah direktur perusahaan emas PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) tercatat melakukan akumulasi saham menjelang peluncuran bank emas atau bullion bank yang akan diluncurkan Presiden Prabowo Subianto besok, Rabu, 26 Februari 2025.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (25/2/2025) Direktur Utama HRTA Sandra Sunanto tercatat menambah sebanyak 450.000 saham HRTA. Akumulasi ini membuat saham HRTA miliknya naik dari 2,72 juta saham atau 0,06% kepemilikan, menjadi 3,17 juta saham atau setara 0,06% kepemilikan.
Sandra melakukan transaksi pembelian ini pada 21 Februari 2025. Pembelian ini dilakukan pada harga Rp565, Rp570, dan Rp575 per saham.
Dengan demikian, Sandra tercatat mengeluarkan dana sebesar Rp254,2 juta hingga Rp258,7 juta untuk melakukan pembelian ini.
Pembelian juga dilakukan oleh Direktur HRTA Ong Deny. Ong Deny membeli sejumlah 470.000 saham HRTA, dan membuat kepemilikannya bertambah menjadi 2,2 juta saham atau setara 0,04% kepemilikan.
Pembelian tersebut dilakukan Ong Deny pada harga Rp560, Rp565, dan Rp570 per saham. Sama seperti Sandra, Ong Deny melakukan pembelian saham HRTA pada 21 Februari 2025.
Baca Juga
Selanjutnya yaitu Direktur HRTA Fendy Wijaya yang membeli sebanyak 450.000 saham HRTA. Fendy Wijaya membeli saham HRTA pada harga Rp560, Rp565, Rp570, dan Rp580 per saham.
Pembelian ini membuat saham Fendy Wijaya di HRTA bertambah menjadi 17,56 juta saham atau 0,37% kepemilikan, dari semula 17,11 juta saham atau 0,37% kepemilikan.
Direktur lainnya yang juga membeli saham HRTA adalah Cuncun Muliawan. Cuncun membeli sebanyak 440.000 saham HRTA, pada harga Rp560, Rp565, dan Rp570 per saham.
Pembelian ini membuat kepemilikan Cuncun di HRTA bertambah dari 1,71 juta saham, menjadi 2,15 juta saham atau setara dengan 0,04% kepemilikan.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa Indonesia selama ini belum memiliki lembaga keuangan khusus untuk mengelola emas yang dimiliki negara.
Maka dari itu, bank emas ini akan memberikan solusi untuk pengelolaan cadangan emas dalam negeri, sehingga Indonesia dapat mengoptimalkan potensi sumber daya alamnya.
“InsyaAllah, kami akan resmikan pada tanggal 26 Februari. Ini saya kira pertama kali di Indonesia,” ujar Prabowo di Istana Merdeka, Senin (17/2/2025).
Sebagai infromasi, HRTA tercatat telah menjalin kerja sama dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) pada 28 November 2024. Perseroan juga telah menjalin kerja sama dengan PT Pegadaian pada 13 Januari 2025 lalu.
"Perseroan akan mulai menjajaki pengembangan bisnis dalam rangka mendukung program hilirisasi pemerintah terkait bullion bank Indonesia," kata Ong Deny lewat keterbukaan baru-baru ini.
Seperti diketahui, BRIS dan Pegadaian telah mengantongi izin sebagai bullion bank dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Izin bullion bank itu meliputi produk perdagangan emas dan penitipan emas.
Sandra Sunanto, Direktur Utama Hartadinata Abadi, menyampaikan pihaknya sangat antusias bekerja sama dengan PT Pegadaian dalam mendukung ekosistem emas.
“Langkah strategis ini akan memberikan dampak positif bagi industri emas nasional dan memperkuat peran Indonesia sebagai salah satu pasar emas terbesar di dunia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (13/1/2025).
Saat ini, lanjutnya, HRTA memiliki visi besar dengan produk bullion EMASKU untuk menjadi pemain kunci yang penting di dalam ekosistem emas di Indonesia.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.