Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kongsi Boy Thohir dan TP Rachmat PT Essa Industries Indonesia Tbk. (ESSA) mencatat laba bersih sebesar US$45,18 juta atau sekitar Rp730,26 miliar (kurs Rp16.163 per dolar AS) sepanjang tahun 2024.
Torehan laba bersih itu naik 30,52% dibandingkan dengan catatan laba bersih periode yang sama tahun 2023 di angka US$34,61 juta. Apabila dikonversi ke dalam rupiah, laba bersih ESSA pada 2023 setara dengan Rp533,51 miliar (kurs Rp15.415 per dolar AS).
Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2024, ESSA membukukan pendapatan sebesar US$301,4 juta, atau susut 12,62% dari posisi pendapatan pada periode 2023 sebesar US$344,96 juta.
"Turunnya pendapatan terutama relatif lebar itu terutama disebabkan karena turunnya harga amonia sekitar 15%, dengan harga rata-rata sebesar US$350 per ton," tulis manajemen ESSA dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (25/2/2025).
Seperti diketahui, sebagian besar pendapatan ESSA berasal dari penjualan amonia ke Genesis Corporation dengan nilai transaksi mencapai US$256,31 juta pada periode tahun lalu. Penjualan amonia ke Genesis itu relatif terkoreksi dari catatan pada 2023 di angka US$299,68 juta.
Pendapatan lain ESSA berasal dari penjualan elpiji dan jasa pengolahan, masing-masing dengan nilai transaksi US$41,49 juta dan US$3,58 juta sepanjang 2024.
Kendati demikian, ESSA menekan beban pokok pendapatan ke level US$193,36 juta, lebih rendah 20,02% dari posisi tahun sebelumnya di angka US$241,78 juta.
Setelah dikurangi beban, ESSA membukukan laba kotor sebesar US$108,04 juta, tidak banyak bergeser dari posisi 2023 di level US$103,17 juta.
Di sisi lain, ESSA mencatatkan jumlah liabilitas sebesar US$139,79 juta pada periode yang berakhir 31 Desember 2024, lebih rendah dari posisi liabilitas tahun sebelumnya di angka US$197,69 juta.
Sementara itu, total ekuitas ESSA pada tahun 2024 mencapai US$553,87 juta. Posisi ekuitas itu naik 11,27% dari posisi ekuitas tahun sebelumnya di angka US$497,74 juta.
Di sisi lain, ESSA mencatatkan jumlah aset sebesar US$693,67 juta pada periode 2024. Total aset itu berasal dari akun aset lancar sebesar US$218,59 juta dan aset tidak lancar sebanyak US$475,08 juta.