Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kompleksitas BPI Danantara jadi Sorotan untuk Bisa Beroperasi Efektif

BPI Danantara dinilai bakal butuh waktu untuk bisa bekerja efektif karena dengan dana kelolaan jumbo, praktik BPI Danantara harus dilakukan secara prudent.
Nyoman Ary Wahyudi, Dionisio Damara Tonce
Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:35
Pengunjung beraktivitas di kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Jakarta, Selasa (19/11/2024)./ JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Jakarta, Selasa (19/11/2024)./ JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dinilai bakal butuh waktu untuk bisa bekerja efektif. Dengan dana kelolaan jumbo, praktik BPI Danantara harus dilakukan secara prudent.

Professor Strategi dan Inovasi dari Institute for Management Develepment (IMD) Mark Greeven berpendapat badan investasi berbentuk superholding itu memerlukan waktu untuk menyesuaikan pola koordinasi, supervisi hingga esekusi program nantinya. 

“Ini butuh waktu beberapa tahun untuk benar-benar efektif, mungkin pada awalnya akan berkaitan dengan restrukturisasi aktual seperti siapa duduk di mana, siapa melapor ke siapa,” kata Mark saat ditemui di Jakarta, Jumat (21/2/2025).

Apalagi, kata Mark, pembentukan BPI Danantara nantinya bakal mengelola investasi dari beberapa badan usaha milik negara (BUMN) besar ke dalam satu badan holding. 

Pola koordinasi itu, kata Mark, bakal butuh waktu cukup panjang antar BUMN berkonsolidasi di bawah payung badan superholding Danantara tersebut. 

“Setelah semua ini berlalu, Danantara bakal bergerak lebih cepat. Salah satu keuntungan dari punya satu entitas seperti ini adalah keputusan yang relatif terpusat dan lebih cepat,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan BPI Danantara bakal memiliki sejumlah keistimewaan. 

Posisi strategis badan pengelola investasi itu, kata Luhut, bakal mendorong transparansi hingga efisiensi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

“Yang indah dari ini, mereka punya otoritas untuk membangun atau membuat joint venture dengan perusahaan lain,” kata Luhut saat acara Indonesia Economic Summit, Jakarta, Selasa (18/2/2025). 

Selain itu, Luhut memastikan, pengurus Danantara bakal dipilih dari sejumlah profesional oleh Presiden Prabowo Subianto atau Prabowo.

Menurut dia, keleluasaan untuk membangun joint venture dengan perusahaan lain dan kepengurusan yang profesional bakal meningkatkan kinerja perusahaan pelat merah nantinya. 

“Seluruh BUMN yang kita punya hari ini akan jadi transparan, lebih efisien, karena manajemen yang ditunjuk bisa dari mana saja,” tuturnya.

Sebelumnya, Analis Reliance Sekuritas Efraim Samuel juga menilai pembentukan Danantara sangat menarik karena dapat mengatasi kendala dalam pengambilan keputusan di perusahaan pelat merah, khususnya perbankan.

"Dengan Danantara, bank-bank BUMN dapat lebih leluasa mengambil keputusan yang berpotensi memberikan return lebih tinggi," ujar Efraim dalam diskusi daring yang digelar pada Kamis (20/2/2025).

Selain itu, Danantara juga diharapkan dapat mendukung program-program ekonomi pemerintah yang menargetkan pertumbuhan sebesar 8%.

Efraim juga menyoroti dampak pembentukan Danantara terhadap sektor energi terbarukan. Dengan keberadaan superholding, perusahaan di bawah naungannya akan lebih mudah menjalin kerja sama dengan perusahaan asing melalui skema joint venture (JV).

"Sektor energi terbarukan akan menjadi salah satu fokus utama Danantara. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi asing ke Indonesia," tuturnua.

Di sisi lain, analis Reliance Sekuritas, Arifin, mencatat bahwa respons pasar terhadap pembentukan Danantara sejauh ini masih cenderung negatif. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian dalam proses finalisasi kebijakan.

"Saat ini, pembentukan Danantara masih dalam tahap perumusan. Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah pernyataan mantan Presiden Joko Widodo yang dikabarkan akan menjadi pengawas Danantara. Selain itu, belum ada kepastian mengenai jajaran pejabat utama Danantara," ungkap Arifin.

Ketidakjelasan kebijakan struktural dan fiskal juga menjadi faktor yang membuat pelaku pasar masih bersikap wait and see. Namun, Arifin memperkirakan sentimen pasar akan berbalik positif setelah pemerintah memberikan kejelasan lebih lanjut terkait Danantara.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper