Bisnis.com, JAKARTA — PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) disebut-sebut bakal memboyong anak usahanya yaitu PT Chandra Daya Investasi (CDI) untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO. Namun, emiten terafiliasi Prajogo Pangestu itu menegaskan belum bisa memastikan waktu eksekusinya.
General Manager of Legal & Corporate Secretary TPIA Erri Dewi Riani mengatakan rencana IPO saat ini masih dalam tahap pembahasan internal.
"Kami memberikan konfirmasi bahwa memang benar salah satu anak perusahaan Perseroan yaitu PT Chandra Daya Investasi (PT CDI) yang bergerak di bidang investasi khususnya dalam infrastuktur sedang menjajaki untuk kemungkinan rencana aksi korporasi yaitu initial public offering [IPO] atas PT CDI," tulis Erri lewat keterbukaan informasi, Jumat (21/2/2025).
Erri melanjutkan bahwa rencana IPO itu masih dalam tahap pembahasan internal dan sampai dengan saat ini belum dapat dipastikan kapan IPO tersebut akan dilaksanakan.
“Hingga saat ini belum dapat dipastikan kapan IPO atas PT CDI akan dilaksanakan,” tulis Erri.
Dalam pemberitaan Bisnis pertengahan tahun lalu, TPIA membuka kemungkinan untuk membawa CDI melantai di pasar modal selepas konsen perusahaan untuk mendiversifikasi lini bisnis.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Suryandi mengatakan arah diversifikasi bisnis Chandra Asri Group saat ini memang tertuju pada sektor infrastruktur yang digarap oleh PT Chandra Daya Investasi (CDI).
"Kami melihat bahwa lini bisnis ini [CDI] bagus," kata Suryandi saat ditemui setelah acara Bisnis Indonesia Forum (BIF) pada Jumat (9/8/2024).
Belakangan, CDI tengah berupaya mengakuisisi tambahan kapal angkut sampai tahun ini. CDI menargetkan dapat memiliki 13 kapal sampai dengan 15 kapal pada tahun ini.
Rencananya, tambahan akuisisi kapal itu bakal memenuhi kebutuhan internal bisnis TPIA serta pihak eksternal untuk penyimpanan nafta hingga gas.
Selain itu, dia menambahkan, TPIA turut mendorong akuisisi lanjutan untuk CDI pada bisnis solusi dukungan logistik dan perusahaan layanan transportasi darat.
“Market cap [CDI] ada pelabuhan, kapal, lnfrastruktur listrik, air itu sudah kebayang ukurannya sangat signifikan,” kata Direktur TPIA Edi Riva’i saat paparan publik di Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Adapun, CDI menjalankan bisnis infrastruktur jetty, listrik, hingga air yang akan mendukung industri petrokimia. CDI tercatat mengelola salah satu dari dua Pembangkit Listrik Siklus Gabungan turbin gas di Indonesia.
Kemudian, CDI juga memiliki perusahaan patungan pembangkit listrik ramah lingkungan berkapasitas 200 MW dengan Posco International.
Selain itu, CDI memiliki jasa penyewaan tangki perantara serta pengelolaan dermaga terintegrasi yang berbasis di kawasan industri terkemuka di Jawa.
Mengutip laporan keuangan, TPIA memiliki secara tidak langsung beberapa anak usaha melalui CDI seperti PT Redeco Petrolin Utama (RPU), PT Krakatau Chandra Energi, PT Chandra Samudera Port, PT Chandra Shipping International.
CDI dan entitas anak tercatat memiliki aset lancar sebesar US$605 juta, turun tipis dari posisi akhir 2023 yang senilai US$626,07 juta. Liabilitas CDI tercatat sebesar US$209,30 juta dengan mayoritas merupakan liabilitas jangka panjang.
CDI membukukan pendapatan sebesar US$47,11 juta pada semester I/2024. Adapun, laba periode berjalan CDI tercatat sebesar US$15,28 juta tumbuh tinggi dibandingkan posisi akhir tahun 2023 yang senilai US$1,44 juta.
Kendati demikian, kinerja TPIA mengalami kontraksi justru terkontraksi sepanjang paruh pertama 2024. Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar US$866,5 juta, turun 19,3% YoY.
Mayoritas pendapatan perseroan berasal dari bisnis kimia yang menyumbang US$819,3 juta, sisanya berasal dari bisnis infrastruktur.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.