Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BNBR Anindya Bakrie Bicara Peluang Rambah Bisnis Data Center

Bos PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) Anindya Novyan Bakrie mengatakan perusahaannya tengah membuka peluang untuk investasi pada bisnis data center.
Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) Anindya Novyan Bakrie saat memberi keterangan pers selepas menjadi panelis dalam acara Indonesia Economic Summit, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Nyoman Ary Wahyudi
Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) Anindya Novyan Bakrie saat memberi keterangan pers selepas menjadi panelis dalam acara Indonesia Economic Summit, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Nyoman Ary Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) Anindya Novyan Bakrie mengatakan grupnya tengah melihat kemungkinan investasi pada proyek pusat data atau data center saat ini.

Anindya mengatakan ketertarikan itu belakangan muncul selepas perkembangan industri kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) beberapa waktu terakhir.

“Kita juga akan melihat dari sisi AI ini akan banyak data center, kita juga akan fokus juga melihat tapi bersama mitra ya,” kata Anindya saat ditemui di sela-sela Indonesia Economic Summit, Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Anindya menuturkan grupnya bakal mengembangkan 3 sektor utama bisnis mendatang di antaranya industrialisasi, energi dan digitalisasi, termasuk yang terkini kemungkinan untuk ekspansi pada data center.

Sementara itu, dia menambahkan, investasi pada portofolio energi bakal didorong untuk bisnis energi baru terbarukan (EBT) dan hilirisasi mineral kritis.

“Kita fokus untuk EBT dan hilirisasi ke mineral kritis, kita juga ada tembaga ya,” tuturnya.

Sebelumnya, BNBR memperoleh persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan konversi sebagian utang perseroan kepada krediturnya lewat jalan private placement.

Liabilitas atau utang BNBR pun diproyeksikan susut seiring dengan aksi korporasi tersebut.

Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) BNBR pada Kamis (28/11/2024), telah menyetujui aksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement sebanyak 13,35 miliar saham biasa Seri E. 

Jumlah saham dalam aksi private placement setara dengan 7,7% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Adapun, harga pelaksanaan private placement yakni Rp64 per saham.

Private placement sendiri dilakukan untuk mengonversi utang perseroan kepada Eurofa Capital Investment Inc (Eurofa) dan Silvery Moon Investment Ltd (SMIL), dengan nilai maksimal sebesar Rp855 miliar.

“Konversi utang menjadi saham baru ini akan memperbaiki posisi keuangan perseroan. Sehingga perseroan akan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan berkurang, dan arus kas lebih kuat,” kata Direktur Utama & CEO BNBR, Anindya Novyan Bakrie dalam keterangan tertulis pada Kamis (28/11/2024).

Secara rinci, utang BNBR kepada Eurofa senilai US$50 juta atau senilai Rp750 miliar, akan dikonversi menjadi saham baru sebanyak 11,71 miliar lembar.

Adapun, utang BNBR kepada SMIL disepakati untuk dikonversi menjadi saham baru dengan nilai Rp105 miliar atau sebanyak maksimal 1,64 miliar lembar melalui skema private placement.

Nilai tersebut merupakan sisa dari awal utang BNBR kepada SMIL sebesar Rp465,11 miliar yang telah diselesaikan BNBR senilai Rp360,10 miliar sampai dengan tanggal jatuh tempo 30 September 2024.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper