Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Saham Timah (TINS) Tahun 2025 Saat Laba Dipatok Rp1,5 Trilun

Emiten tambang PT Timah Tbk. (TINS) membidik pendapatan di kisaran Rp12 triliun sampai Rp13 triliun pada 2025
Ilustrasi timah batangan
Ilustrasi timah batangan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang pelat merah PT Timah Tbk. (TINS) menargetkan laba bersih di kisaran Rp1 triliun sampai Rp1,5 triliun pada tahun ini.

Proyeksi laba bersih itu ditopang dengan target pendapatan mencapai Rp12 triliun sampai dengan Rp13 triliun sepanjang 2025. 

Corporate Secretary TINS Rendi Kurniawan mengatakan target tahun ini didorong oleh peningkatan sumber daya dan cadangan timah serta pembukaan jumlah tambang baru. 

“Perbaikan kinerja dan restrukturisasi organisasi anak atau cucu perseroan serta efisiensi di seluruh lini bisnis perseroan,” kata Rendi saat dihubungi Sabtu (8/2/2025). 

Rendi menerangkan terdapat peningkatan kapasitas produksi tin ore dan penjualan logam timah sekitar 10% sampai dengan 20% pada tahun ini, dibandingkan dengan realisasi kinerja tahun 2024. 

Di sisi lain, dia memastikan, permintaan logam timah pada tahun ini relatif menguat.

Melansir data London Metal Exchange (LME) per 7 Februari 2025, harga timah untuk kontrak 3 bulanan ditutup di level US$31.309 per ton. Adapun, sampai Juli 2025 harga timah ditutup di level US$31.201 per ton. 

“Pasar timah saat ini berada dalam prospek yang positif,” kata dia. 

Sebelumnya, TINS memastikan bakal membagikan dividen untuk tahun buku 2024. Keputusan itu diambil setelah perseroan berhasil mencatatkan laba bersih yang signifikan sepanjang Januari hingga September 2024 di angka Rp908,78 miliar. 

Adapun, manajemen TINS memperkirakan rasio dividen atau dividend payout ratio (DPR) untuk tahun buku 2024 bakal di rentang 30% sampai dengan 35%. 

Lewat pertimbangan itu, Sucor Sekuritas memiliki pandangan positif untuk gerak saham dan kinerja TINS pada tahun ini. Sucor merekomendasikan BUY dengan target harga mencapai Rp1.740 per saham, dengan asumsi rata-rata tertimbang dari biaya modal atau WACC sebesar 13,6%. 

“Kami melihat industri timah dengan optimis, didorong dengan perannya strategisnya dalam mendorong sektor komputasi, robotik, kendaraan listrik dan energi baru terbarukan,” tulis Analis Sucor Sekuritas Jeremy Hansen N.H dalam risetnya, dikutip Sabtu (8/2/2025). 

Sucor Sekuritas memperkirakan permintaan untuk timah bakal lompat dua kali lipat dari saat ini, mendekati 800.000 ton pada 2040. Kendati demikian, pasokan cenderung terbatas, dengan defisit tahunan sekitar 2,5% akibat terbatasnya proyek tambang baru di dunia.

“Apalagi, dengan produksi yang dibatasi di Indonesia akan tetap menjaga harga rata-rata penjualan timah di sekitaran US$28.000 ton sampai dengan US$35.000 per ton, yang akan menguntukan produsen seperti TINS,” tulis Jeremy. 

Di sisi lain, Sucor memproyeksikan TINS dapat membukukan laba bersih Rp1,14 triliun sehingga menghasilkan 16% untuk ekuitas perseroan. Jeremy menerangkan pendorong return on equity TINS berasal dari kenaikan net margin dengan biaya kas sekitar US$18.000, lebih rendah 18% secara tahunan. 

“Kami memproyeksikan laba untuk 2025 sampai dengan 2025 mencapai masing-masing Rp1,37 triliun dan Rp1,43 triliun, didorong pertumbuhan produksi, regulasi yang makin jelas dan harga jual ASP rata-rata,” kata dia. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper