Bisnis.com, JAKARTA — Investor kawakan Lo Kheng Hong kembali bermanuver di emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL). Pak Lo, sapaan karibnya, menambah lagi kepemilikannya di GJTL dengan memborong 650.000 lembar saham pada perdangangan Rabu (5/2/2025).
Saat itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup minus 0,70% atau 49,23 poin ke level 7.024,23. Indeks komposit kemarin ditandai dengan dana asing keluar Rp490,49 miliar.
Kendati demikian, Pak Lo tetap memperbesar muatannya sebesar 650.000 lembar pada saham GJTL, saat indeks komposit minus.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Kamis (6/2/2025), total kepemilikan Pak Lo di GJTL menjadi 185,52 juta saham ekuivalen dengan 5,32%.
Sebelumnya, Pak Lo lebih dahulu memborong saham GJTL sebanyak 415.0000 lembar pada perdagangan Senin (3/2/2025). Saat itu, Pak Lo menggenggam 184,61 juta saham atau setara dengan 5,31% saham GJTL.
Dengan demikian, Pak Lo menjadi investor individu dengan kepemilikan saham GJTL terbesar sampai saat ini.
Baca Juga
Dari lantai bursa, saham GJTL menguat 3,08% atau 35 poin ke level Rp1.170 per saham. Adapun, sejak awal tahun saham GJTL menguat 2,18%.
Dalam catatan Bisnis, Pak Lo sempat memborong 350.000 lembar saham GJTL pada 15 Januari 2025. Ketika dimintai konfirmasi saat itu, dia membeberkan alasan masih memborong saham GJTL pada 2025.
Dia menerangkan Gajah Tunggal adalah pabrik ban terbesar di Asia Tenggara. GJTL memiliki laba Rp988 miliar pada kuartal III/2024 dengan kapitalisasi pasar Rp3,97 triliun.
Dia menyorot kinerja Gajah Tunggal sejak 2020 hingga 2024. Menurutnya, penjualan dan laba bertumbuh.
“Semoga di tahun 2025 kinerja dan laba juga dapat bertumbuh,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (18/1/2025).
Kepemilikan mayoritas saham GJTL saat ini dipegang oleh Denham Pte Ltd sebagai pengendali dengan menggenggam 1,72 miliar saham atau setara 49,5% saham.
Selanjutnya, Compagnie Financiere Michelin SCMA dengan jumlah genggaman 348,48 juta saham atau setara 10%. Sementara itu, masyarakat non warkat mengambil bagian mencapai 1,72 miliar saham atau setara 34,72%.
Dari sisi kinerja keuangan, Gajah Tunggal mencatatkan laba bersih Rp998,55 miliar per kuartal III/2024, melejit 41,36% secara tahunan (year on year/yoy), dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp699,27 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, kinerja laba GJTL terdongkrak oleh penjualan yang naik 6,9% yoy menjadi Rp13,44 triliun per kuartal III/2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp12,57 triliun.
Penjualan Gajah Tunggal didominasi oleh penjualan pihak ketiga lokal sebesar Rp10,45 triliun, naik 7,11% yoy. Meskipun, penjualan ekspor GJTL turun 15,41% yoy menjadi Rp1,39 triliun. Adapun, penjualan kepada pihak berelasi GJTL mencapai Rp1,82 triliun, naik 33,86% yoy.
GJTL mencatatkan beban pokok penjualan yang naik 5,16% yoy menjadi Rp10,51 triliun per kuartal III/2024. Sementara, laba kotor GJTL naik 13,63% yoy menjadi Rp2,93 triliun.
Setelah dikurangi beban penjualan, beban umum dan administrasi, beban keuangan serta dipengaruhi oleh keuntungan atau kerugian kurs mata uang asing bersih maka GJTL meraup laba sebelum pajak sebesar Rp1,28 triliun per kuartal III/2024, naik 39,86% yoy.