Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melemah pada perdagangan Rabu (29/1/2025) setelah dolar AS menguat dan imbal hasil obligasi naik, menyusul keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga.
Melansir Reuters, Kamis (30/1/2025), harga emas spot turun 0,4% ke US$2.753,86 per troy ounce, sedangkan kontrak emas berjangka AS naik tipis 0,1% ke US$2.779,80, memperlebar selisih dengan harga emas spot.
Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya menguat 0,3%, membuat emas lebih mahal bagi investor asing. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun meningkat, mengurangi daya tarik emas yang tidak menawarkan imbal hasil.
"Keputusan The Fed lebih hawkish dari perkiraan, sehingga pasar aset mengalami tekanan kecil, termasuk emas yang melemah tipis," ujar Tai Wong, pedagang logam independen.
The Fed tetap mempertahankan suku bunga di tengah kondisi ekonomi yang masih kuat, dengan inflasi di atas target, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan tingkat pengangguran yang rendah.
Keputusan ini mengikuti tiga pemangkasan suku bunga beruntun sepanjang 2024 yang telah menurunkan suku bunga acuan sebesar satu poin persentase penuh.
Baca Juga
Wakil presiden sekaligus analis senior logam Zaner Metals Peter Grant menilai bahwa keputusan ini juga merupakan bentuk penegasan independensi The Fed, mengingat tekanan dari Presiden Donald Trump yang menginginkan suku bunga lebih rendah.
Namun, ia menilai bahwa kebijakan moneter masih akan mengikuti jalur yang sama. "Dalam konteks ini, pemangkasan suku bunga kemungkinan masih tertahan hingga pertengahan tahun," kata Grant.
Setelah pernyataan The Fed dirilis, kontrak berjangka suku bunga menunjukkan bahwa investor kini memperkirakan pemangkasan suku bunga baru akan terjadi pada Juni.
Ketua The Fed Jerome Powell juga menegaskan bahwa terlalu dini untuk memperkirakan dampak kebijakan Presiden Trump terhadap perekonomian. Ia menambahkan bahwa bank sentral akan menunggu dan menganalisis terlebih dahulu sebelum menyesuaikan kebijakan moneternya.