Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Petrosea Tbk. (PTRO) Michael membeli 550.000 saham PTRO dengan merogoh kocek Rp2,03 miliar.
Sekretaris Perusahaan Petrosea Anto Broto menyampaikan transaksi pembelian saham oleh Michael itu dilakukan pada 20 Januari 2025 pada harga pelaksanaan Rp3.700 per saham.
“Tujuan dari transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Jumat (24/1/2025).
Setelah transaksi tersebut, jumlah kepemilikan saham Michael dalam PTRO meningkat dari 1,4 juta saham atau setara dengan 0,0139% menjadi 1,95 juta saham atau setara dengan 0,0193%.
Selain PTRO, Michael juga tercatat memiliki saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN). Di perusahaan batu bara milik Prajogo Pangestu itu, Michael juga menjabat sebagai Direktur Utama.
Berdasarkan data laporan Biro Administrasi Efek PT Datindo Entrycom, kepemilikan saham Michael di CUAN tercatat sebanyak 131.900 saham atau setara dengan 0,0011733% per 31 Desember 2024.
Di sisi lain, PTRO tengah berupaya mengamandemen sejumlah kontrak pertambangan yang bakal berakhir di rentang 2025 sampai dengan 2028.
Adapun, sebagian kontrak tambang yang bakal berakhir itu berasal pengendali PTRO sebelumnya, PT Caraka Reksa Optima sebelum perusahaan dipegang mayoritas sepenuhnya oleh Prajogo Pangestu lewat CUAN dalam babak akuisisi bertahap pada 16 Februari 2024 dan 7 Juni 2024.
“Saat ini kontrak yang Petrosea miliki rata-rata minimum sampai dengan 2028 dengan beberapa kontrak lain kita dalam upaya amandemen untuk memperpanjang kontrak melebihi 2028,” kata Direktur PTRO Iman Darus Hikhman saat public expose daring, Rabu (23/10/2024).
Adapun sejumlah kontrak pertambangan dengan tenggat waktu 2025 sampai dengan 2028 di antaranya berasal dari Kideco Jaya Agung (2028), Kartika Sela Bumi (2027), Central Cipta Murdaya (2025), Indo Bara Pratama (2027), Kedap Sayaaq (2028) dan Sumberdaya Arindo (2026).
Sementara terdapat dua kontrak baru yang diteken PTRO tahun lalu di antaranya berasal dari PT Global Bara Mandiri dan PT Pasir Bara Prima.
“Fokus Petrosea tentu tidak hanya dalam grup Petrindo di mana saat ini volume masih 30% kemudian 70% volume kita masih mendapatkan kontrak dari luar grup,” kata Iman.
Di sisi lain, dia mengatakan, perseroan belakangan mengerek target dari produksi lapisan penutup atau overburden removal sebesar 85% tahun depan ke angka 200 juta bank cubic meter (bcm). Sampai akhir 2024, target produksi lapisan penutup itu dipatok di level 112 juta bcm.