Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cek Prospek IHSG dan Rupiah Usai Pelantikan Trump, Makin Ngegas?

Analis melihat pergerakan IHSG dan rupiah akan terpengaruh dengan naiknya Donald Trump sebagai Presiden AS.
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (10/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru saja resmi dilantik hari ini, Selasa (21/1/2025). Dengan sentimen ini, apakah IHSG dan rupiah akan semakin bertenaga?

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan pelantikan presiden AS biasanya menciptakan volatilitas di pasar global, termasuk di Indonesia. Menurut Felix, Trump dikenal dengan kebijakan yang fokus pada proteksionisme dan reformasi pajak, yang dapat memengaruhi perdagangan global dan aliran dana asing. 

"Jika pasar melihat kebijakan Trump memicu ketidakpastian global, maka IHSG bisa mengalami tekanan jangka pendek," kata Felix, Selasa (21/1/2025).

Namun, lanjutnya, jika arah kebijakan yang disampaikan mendukung pertumbuhan ekonomi global, IHSG berpotensi menguat, terutama di sektor berbasis ekspor atau yang sensitif terhadap nilai tukar Rupiah.

Felix juga menjelaskan setelah pelantikan, pasar akan menantikan detail kebijakan Trump, terutama terkait perdagangan, suku bunga The Fed, dan kebijakan fiskal.

Selain itu, pasar domestik akan menunggu laporan kinerja emiten kuartal IV/2024, kebijakan Bank Indonesia terkait suku bunga, serta perkembangan reformasi struktural yang dilakukan pemerintah Indonesia.

Di sisi lain, Felix mencermati pelantikan Trump ini juga akan mempengaruhi January Effect. Menurut Felix, IHSG sering mengalami January Effect, dengan investor yang optimistis setelah awal tahun.

"Namun, keberhasilan efek ini tahun ini akan bergantung pada bagaimana sentimen global usai pelantikan Trump dan kondisi makroekonomi domestik. Jika kondisi stabil, pasar dapat mengharapkan rebound pada Januari," tutur Felix.

Sementara itu, Chief Economist & Debt Research Division Head BRI Danareksa Sekuritas Helmy Kristanto menuturkan market telah menangkap sejumlah kisi-kisi dari periode kedua Trump sebelum pemilu AS dilakukan. Helmy menjelaskan pendirian Trump ke China tidak separah yang diprediksi pasar sebelumnya.

"Ini menyebabkan penurunan dari sisi indeks dolar," ujar Helmy, ditemui di Jakarta, Selasa (21/1/2025).

Helmy menjelaskan penurunan indeks dolar harusnya akan membawa dampak positif terhadap kestabilan rupiah. Pasalnya, salah satu faktor dominan bagi investor luar negeri adalah kestabilan rupiah.

Adapun BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan rupiah akan bergerak pada rentang Rp16.000-Rp16.100 tahun ini. Menurutnya, pergerakan ini juga akan menunggu sejumlah kebijakan seperti penurunan suku bunga.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper